Agritech Diramal Untung Besar saat Ramadan, Ini Penyebabnya

Akbar Evandio
Minggu, 28 Maret 2021 | 17:09 WIB
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) di bidang agritech dinilai akan meraih peningkatan pendapatan yang signifikan pada Ramadan 2021.

Sebab, langkah pemerintah untuk melarang mudik 2021 dianggap selaras dengan kebutuhan stok produk pertanian di masyarakat. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan startup agritech berpeluang merasakan kenaikan permintaan bahan pangan karena pengawasan pandemi tidak seketat tahun lalu.

“Ini momentum bagi pemain untuk makin memperluas jangkauan dan mitra untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Saya yakin permintaan barang dari agritech akan meningkat terutama setelah pemerintah melarang mudik tahun ini,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (28/3/2021).

Sekadar catatan, pemerintah resmi melarang seluruh warga Indonesia mudik saat Lebaran 2021. Tentunya larangan ini tidak hanya berlaku untuk ASN tetapi juga karyawan BUMN dan swasta.

Hal ini bertujuan agar upaya vaksinasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah bisa menghasilkan kondisi kesehatan yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

Larangan mudik 2021 dimulai pada tanggal 6 Mei—17 Mei 2021. Di luar tanggal tersebut, kegiatan keluar daerah juga tidak disarankan, kecuali untuk hal yang mendesak.

Namun, Huda mengatakan bahwa memang tantangan pada Ramadan kali ini berada di daya beli masyarakat yang memang masih rendah, tetapi bukan mustahil bagi para pemain agar dapat tumbuh.

Menurutnya, strategi promosi dan kolaborasi akan agresif dilakukan tahun ini. Promosi adalah jawaban untuk antisipasi daya beli masyarakat, sedangkan kolaborasi adalah menyiapkan amunisi untuk memenuhi ledakan permintaan yang ada.

Agritech ini menjadi andalan masyarakat yang memilih untuk berkegiatan di rumah. Jadi saya rasa perusahaan agritech tidak akan terdampak serius dari masih menurunnya daya beli masyarakat. Toh, transaksi belanja melalui media daring meningkat di tengah pandemi,” katanya.

Berdasarkan riset Indonesian E-commerce Association (idEA) dan We Are Social mencatatkan belanja daring di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 25 persen—30 persen sepanjang 2020.

“Maka, untuk mengantisipasi kelangkaan stok, perusahaan agritech perlu untuk melakukan pendataan mitra mana yang mampu menyediakan stok yang melimpah sehingga bisa mengetahui stok selama Ramadan dan memasuki hari lebaran. Selanjutnya, akan disandingkan dengan proyeksi permintaan,” kata Huda.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper