Bisnis.com, JAKARTA – Pemain dompet digital mengamini tren belanja kotak jarahan (loot boxes/gacha) dalam game mobile akan memberikan dampak signifikan bagi permintaan jual beli voucer gim di platform mereka.
Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA Indonesia mengatakan perusahaan tengah menyambut positif perkembangan meningkatnya tren voucer gim tersebut.
“Melihat antusiasme yang begitu besar, [strategi] kami akan terus berkolaborasi dengan merchant dan penyedia gim untuk terus menjawab kebutuhan konsumen yang kian meningkat,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (15/3/2021).
Lebih lanjut, dia menjelaskan salah satu strategi yang perusahaan jalankan adalah dengan mengedukasi kemudahan pembelian voucer yang tersedia di gim seraya mengadakan berbagai promosi baik dengan merchant maupun penyedia gim.
“Harapannya, pembelian voucer sekaligus menguatkan adopsi transaksi digital pengguna. Dengan demikian, pengguna makin terbiasa dalam memanfaatkan dompet digital DANA untuk transaksi yang lebih luas, di luar kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Vince pun melihat secara garis besar, permintaan penjualan voucer gim tahun ini sangat berpotensi melonjak jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini dapat dilihat dari bermunculannya gim baru di pasaran dan penjualan voucer yang tak kalah banyak pada tahun ini.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit pun menyebutkan perusahaan sudah melihat potensi besar dari tren gacha. Sejak 2020, dia mengatakan OVO sudah menghadirkan beragam digital goods termasuk voucer game yang dapat diakses melalui aplikasi mereka.
“Fitur ini pun tentunya memperoleh antusiasme yang tinggi dari para pengguna. OVO telah menggandeng berbagai permainan/platform favorit seperti Google Play, Free Fire, Mobile Legends, PUBG Mobile, Lord Mobile, Unipin dan Steam wallet,” katanya.
Dia melanjutkan bahwa pada tahun ini, OVO akan terus berupaya untuk menyediakan mobile gim voucer serta digital goods lainnya untuk menjawab tingginya kebutuhan dan permintaan pengguna yang diperkirakan akan terus meningkat.
Sekadar catatan, menurut laporan dari Juniper Research konsep gacha di Indonesia diprediksi akan mendatangkan pendapatan sebesar US$20,3 miliar (sekitar Rp287 triliun) sampai 2025. Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa 230 juta pemain —sekitar 5 persen dari total pemain global— tengah menggandrungi membeli judi gacha, yang sebagian besar hadir di platform mobile gim.