5G dan Adopsi Teknologi Dorong Penetrasi Kartu SIM untuk IoT

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 8 Maret 2021 | 15:27 WIB
Kabel data terhubung ke server 5G di Jerman. Bloomberg/Wolfram Schroll
Kabel data terhubung ke server 5G di Jerman. Bloomberg/Wolfram Schroll
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Implementasi 5G dan kemampuan adopsi digital yang cepat menjadi penyebab penggunaan kartu SIM operator untuk perangkat yang dikaitkan dengan internet (Internet of Things/IoT) di China melesat.

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB Ian Yosef M. Edward menilai melesatnya penggunaan kartu SIM operator seluler yang terhubung dengan IoT di China, salah satunya didorong oleh implementasi 5G.

China telah menerapkan 5G. Sambil menunggu rilis mengenai 5G dimatangkan oleh ITU, China terus melakukan uji coba, termasuk dalam pemanfaatan IoT untuk sejumlah lini kehidupan.

Teknologi 5G yang memiliki karakteristik kecepatan tinggi, latensi rendah, dan dapat menggerakan jutaan perangkat IoT dalam satu waktu menjadi pemicu penggunaan kartu SIM untuk IoT. 

“China sekarang sedang genjot 5G dan salah satu manfaat 5G adalah untuk IoT,” kata Ian kepada Bisnis, Senin (8/3/2021).

Untuk diketahui, 5G memiliki sejumlah karakteristik yang menarik, mulai dari kecepatan internet yang mencapai 1 – 10 Gbps, latensi di bawah 1 milidetik, hingga dapat digunakan untuk menggerakan jutaan perangkat IoT dalam satu waktu.

Di samping itu, sambungnya, tingginya penetrasi kartu SIM untuk IoT di China juga didorong oleh perilaku pasar.

Adopsi teknologi di China telah masuk ke seluruh tatanan kehidupan. Bahkan, kata Ian, sejumlah toilet di China mengharuskan pengguna menggunakan gawai untuk bisa mengambil tisu.  

Kotak tisu telah dimasukan chip IoT yang membuat tempat tisu hanya bisa mengeluarkan tisu dengan cara dipindai.  

“Kalau di Indonesia IoT masih sebatas digunakan untuk mesin ke mesin [Machine to Machine],” kata Ian.    

Sebelumnya, GSMA Intelligence, perusahaan yang berfokus pada analisis data industri telekomunikasi di dunia, menyampaikan operator seluler China menempati urutan pertama sebagai sebagai operator dengan kartu SIM terbanyak yang terhubung dengan IoT.

Diprediksi pada 2021, terdapat 1,27 miliar kartu SIM milik China Mobile, operator seluler di China, yang terhubung dengan IoT.

Sementara itu, China Unicom dan China Telecom masing-masing menempati urutan kedua dan ketiga dengan 228 juta dan 204 juta kartu SIM yang terhubung ke IoT. 

Adapun di Indonesia, lembaga yang sama memperkirakan Telkomsel akan menjadi operator dengan jumlah kartu SIM terbanyak yang terhubung dengan IoT di Indonesia. Sebanyak 7,5 juta kartu SIM Telkomsel diprediksi akan terhubung dengan IoT.

Jika dibandingkan dengan estimasi pada 2020, jumlah tersebut meningkat sekitar 15 persen. Pada 2020 jumlah kartu SIM Telkomsel yang terhubung dengan IoT diperkirakan mencapai 6,6 juta kartu SIM.

Jumlah tersebut masih sangat kecil  - hanya 0,6 persen  - jika dibandingkan dengan China Mobile sebagai operator dengan jumlah kartu SIM yang terbanyak di dunia yang terhubung dengan IoT.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper