Bisnis.com, JAKARTA – Pekerjaan rumah Indonesia terkait talenta digital dinilai perlu dikebut selaras dengan rencana Gojek dengan Tokopedia yang dikabarkan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sales and Purchase Agreement/CSPA).
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan hal ini menjadi tanda bahwa kebutuhan talenta digital makin urgen.
“Jadi, kebutuhan talenta [digital] ini pasti mau tidak mau akan makin dibutuhkan. Begini, dengan merger kedua perusahaan tentunya akan makin besar dan tentunya akan ekspansikan pasar mereka sehingga lebih memerlukan sumber daya manusia yang menjawab kebutuhan ini,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (3/3/2021) .
Dia melanjutkan peran perusahaan rintisan berbasis edukasi (edutech) dan institusi pendidikan sangat penting untuk menghadirkan kurikulum digital, mulai dari pengembangan piranti lunak, teknik teknologi, kemampuan komputasi awan, dan lainnya.
Dia melanjutkan bila kebutuhan sudah terjawab, maka talenta digital lulusan Tokopedia-Gojek pun bisa lebih berani untuk membuat startup ke depannya sehingga ekosistem bisnis perusahaan rintisan juga terjaga.
Selain itu, dia mengatakan mekanisme kedua perusahaan untuk melakukan listing-nya akan menarik untuk diperhatikan. Menurutnya, jika melantai di bursa Amerika Serikat lebih dulu setelah itu di Indonesia, Edward meyakini akan sulit preferensinya.
“Akan menjadi driving force atau trigger bagi mereka yang mempunyai dana dari masyarakat yang dan mereka mempunyai business plan yang lebih agresif pengembangannya. Padahal, mereka juga dapat mengembangkan melalui prosess akuisisi untuk memperluas dan membuat startup menjadi berkembang dan kedua efeknya untuk bisnis mereka sendiri dan mereka memerlukan resource sendiri,” kata Edward.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah portal finansial, valuasi perusahaan hasil merger tersebut diperkirakan mencapai US$35 miliar—US$40 miliar. Kemudian, pemegang saham Gojek akan memiliki 60 persen saham di entitas hasil merger tersebut. Sebaliknya, sisanya 40 persen akan dimiliki Tokopedia.
Selain itu, perusahaan teknologi raksasa itu akan mencatatkan sahamnya terlebih dahulu di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika demikian, entitas hasil merger Gojek-Tokopedia akan menjadi perusahaan terbesar ketiga setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dalam hal kapitalisasi pasar di BEI.