Komite Etika Berinternet, CISSReC: Bukan Solusi Netizen Tak Sopan!

Akbar Evandio
Senin, 1 Maret 2021 | 14:44 WIB
Anak-anak bermain game online di sebuah warnet./Ilustrasi-indigos.com
Anak-anak bermain game online di sebuah warnet./Ilustrasi-indigos.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pembentukan Komite Etika Berinternet oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai respons atas tingkat kesopanan warganet Indonesia yang rendah se-Asia Pasifik dalam Digital Civility Index (DCI) dari Microsoft dinilai bukan menjadi solusi.

Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan dibentuknya komite bukan jalan keluar terbaik dari fenomena yang ada saat ini.

“Karena berisik dan tidak sopan adalah risiko orang Indonesia yang telah memakai media sosial sebanyak 170 juta orang di Indonesia, mengacu pada riset terbaru dari WeAreSocial dan Hootsuite pada Januari 2021,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (1/3/2021).

Menurutnya, pandemi Covid-19 juga membuat hampir semua warganet sibuk di dunia maya, karena adanya WFH dan juga banyaknya pengangguran dilihat dari data angka PHK dari Kementerian Tenaga Kerja yang sudah mencapai 3,6 juta orang pada tahun lalu.

Pratama mengatakan kunci dan solusi yang tepat saat ini adalah kurikulum berinternet yang sehat masuk ke jenjang pendidikan, sehingga sejak dini bisa diarahkan pada saat berinternet pengguna harus produktif, aktif dan positif.

Dia berharap pemerintah bisa fokus untuk membentuk kurikulum dibandingkan menghadirkan Komite Etika Berinternet, karena akan lebih menghemat dana dan lebih efektif seperti di Negara lain yang juga memiliki keresahan dalam mencegah hoaks dan juga meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Sekadar catatan, Microsoft mengeluarkan laporan tahunan terbaru yang antara lain mengukur tingkat kesopanan netizen atau pengguna internet dengan tajuk 2020 Digital Civility Index (DCI). Adapun warganet di Indonesia termasuk yang diteliti dan menempati rangking bawah.

Secara global, Belanda menjadi negara dengan netizen paling sopan alias ranking pertama. Sementara di Asia Tenggara dan juga di Asia secara umum, Singapura berada di posisi teratas dan keempat secara global.

Sementara itu, Indonesia menempati ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft sehingga posisinya terbawah di Asia Tenggara, menurun 8 poin dengan skor 76.

Risiko terbesar netizen Indonesia adalah hoaks dan penipuan yang naik 13 persen, ujaran kebencian naik 5 persen, tetapi diskriminasi turun 2 persen. Empat dari 10 responden menilai kesopanan lebih baik selama pandemi. Namun hampir 5 dari 10 orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19 persen responden mengaku sebagai target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper