Bos Traveloka Pilih Skema SPAC untuk IPO di Bursa AS

Akbar Evandio
Selasa, 16 Februari 2021 | 14:46 WIB
Model menunjukan aplikasi Traveloka di Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan
Model menunjukan aplikasi Traveloka di Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Traveloka berencana mendaftar di Amerika Serikat tahun ini untuk mengumpulkan dana dengan menggunakan perusahaan akuisisi cek kosong atau yang dikenal sebagai special purpose acquisition company (SPAC).

Dikutip melalui Bloomberg, CEO dan salah satu pendiri Traveloka Ferry Unardi menilai penggunaan skema SPAC sangat efisien. Pasalnya, jika perusahaan melantai di bursa Amerika Serikat (AS) lebih cepat, maka mereka dapat segera melakukan IPO di Indonesia.

“SPAC efisien karena jika kami dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat fokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan. Traveloka dapat mempertimbangkan untuk mendaftar di Indonesia pada tahap selanjutnya,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (16/2/2021).

Traveloka menambah daftar startup Indonesia yang mencari listing serupa di AS melalui metode SPAC, yang memungkinkan mereka menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk membeli perusahaan swasta yang kemudian mengambil alih listing.

Sekadar catatan, ride-hailing raksasa Gojek dan platform e-commerce Tokopedia juga dikabarkan tengah menyelesaikan persyaratan merger sebelum mendaftarkan entitas gabungan di Jakarta dan AS.

Selain itu, menurut CB Insight investor termasuk Expedia Group Inc., Rocket Internet SE, sovereign wealth fund Singapura GIC Pte, dan JD.com telah membantu meningkatkan valuasi Traveloka yang bernilai US$3 miliar pada 2017.

Traveloka dikatakan telah menyewa JPMorgan Chase & Co. untuk listing publik di AS untuk memanfaatkan booming di pasar IPO. Unardi mengatakan perseroan akan menjajaki opsi merger atau akuisisi setelah IPO selesai.

Ferry melanjutkan bahwa ke depan Traveloka berencana untuk berinvestasi lebih banyak pada produk baru travel-now-pay-later untuk menarik lebih banyak wisatawan.

“Bisnis perjalanan perusahaan sekarang ini kembali untung di tengah pembatasan yang lebih longgar, bahkan pada volume yang lebih rendah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper