Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi besutan Amerika Serikat, Clubhouse, mendadak menjadi pembicaraan hangat di antara warga negara China.
Aplikasi berbasis audio ini dibanjiri pengguna dari China pada pekan lalu dengan serangkaian pembahasan topik yang tabu dibicarakan di Negeri Panda mulai dari soal Taiwan hingga Xinjiang.
Dilansir Bloomberg, Senin (8/2/2021), untuk bergabung dalam percakapan tersebut, para pengguna harus lebih dulu diundang oleh host di Clubhouse.
Dalam percakapan yang sangat luas, isu reunifikasi China dengan Taiwan dan tekanan Pemerintah China terhadap etnis Uighur di Xinjiang pun menjadi topik hangat.
Diskusi terbuka semacam ini tidak mudah ditemui di China karena pemerintah memberlakukan sensor ketat terhadap penyebaran informasi melalui internet maupun situs pemberitaan.
Komentar-komentar yang menentang pemerintah seringkali dihapus di platform aplikasi percakapan lainnya yakni WeChat milik Tencent Holdings Ltd. dan Weibo milik Sina Corp.
Pada Minggu (7/2/2021), Clubhouse mendadak bisa diakses di China tanpa menggunakan VPN. Aplikasi ini dioperasikan oleh perusahaan milik Andreessen Horowitz yang berbasis di California.
Popularitas aplikasi yang debut pada Maret 2020 mulai meroket karena berhasil menarik sejumlah pengguna premium, sebut saja Elon Musk dan Oprah Winfrey.
Hingga saat ini, aplikasi ini hanya bisa diakses melalui iPhone dan pengguna harus memiliki akun non iPhone China.
Professor Komunikasi Fang Kecheng Chinese dari University of Hong Kong mengatakan aplikasi ini hanya menarik perhatian kalangan terpelajar saja di China.
“Saya tidak yakin aplikasi ini bisa menembus masyarakat umum di China. Jika memang bisa, maka pasti sudah di-block,” katanya.