Bisnis.com, JAKARTA - PT Palapa Timur Telematika (PTT) mengharapkan jaminan keamanan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI RI, Pimpinan Masyarakat setempat, dalam menjamin keamanan proyek Palapa Ring Timur ke depannya.
PTT mengatakan aksi vandalisme pada proyek tol langit atau Palapa Ring Timur masih terus berlanjut hingga 2021. Aksi pengerusakan dan pembakaran yang dilakukan oleh kelompok orang tidak dikenal mengakibatkan kerugian besar dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Papua.
Selain itu, masyarakat pun ikut dirugikan karena kini internet kembali sulit diakses untuk beberapa waktu.
"Kami menyesalkan aksi seperti ini karena begitu banyak masyarakat yang dirugikan. Saat ini memang sedang terjadi proses mediasi baik dengan TNI-Polri, pemimpin masyarakat setempat, serta stakeholder lainnya. Proses pemulihan sedang berjalan dan kami sangat terbuka atas masukan serta permintaan informasi dari masyarakat mengenai kejadian ini,” ujar Project Manager PT. Palapa Timur Telematika Herald Napitupulu, Jumat (29/1/2021).
Pada 3 Januari 2021, Tower B4 dan B5 Palapa Ring Timur yang terletak di Ilaga mengalami insiden pembakaran oleh kelompok tidak dikenal. Kejadian tersebut mengakibatkan kerugian karena seluruh perangkat pada kedua tower tersebut habis terbakar.
Imbas dari kerusakan yang dialami oleh perangkat tower B4 dan B5, jaringan konektivitas Ilaga mengalami penurunan sehingga perlu menggunakan cadangan dari konektivitas dari kota lain.
Pada 2020 pun proyek Palapa Ring Timur mengalami beberapa insiden pengerusakan oleh kelompok orang tidak bertanggung jawab. Seperti pada Maret 2020, tower Project B2 dengan ketinggian 62 meter mengalami insiden roboh dan terbakar.
Kejadian ini mengakibatkan kerusakan pada semua perangkat tower seperti radio microwave outdoor termasuk antena, ODU, kabel dan aksesoris. Selain itu, Leg tower ditemukan rusak dengan bekas gergaji pada kedua sisi, solar panel dan win turbin dibongkar, serta genset dan perangkat radio microwave indoor dibakar.
Pembakaran juga terjadi pada NOC Kigamani saat malam tahun baru 2021. Kejadian diduga terjadi akibat protes warga terhadap pembubaran kerumunan oleh keamanan dengan membakar terpal di toko bangunan yang terletak di samping NOC Kigamani.
Selain terbakarnya NOC Kigamani, protes pembubaran kerumunan tahun baru 2021 juga mengakibatkan jatuhnya dua korban dari anggota TNI yang sedang berjaga di sekitar NOC Kigamani. Dua anggota TNI tersebut mengalami luka akibat panah yang menyasar ke lengan dan hidung mereka.
“PTT sebenarnya telah melakukan usaha-usaha yang signifikan untuk menjaga keamanan aset dan infrastruktur. Kami memasang CCTV untuk pengawasan, pagar listrik, serta membangun pos TNI di area itu. Cuma, bagaimanapun lokasi titik site terletak di wilayah pegunungan tinggi yang sulit dijangkau oleh kendaraan darat serta jarak tempuh yang jauh dan tidak berada di lingkungan pemukiman warga, membuat kami hanya dapat melakukan patroli secara berkala," kata Herald.
Dengan berbagai aksi vandalisme yang terjadi pada proyek Palapa Ring Timur sepanjang 2020 hingga 2021, PTT perlu membangun kembali setiap tower yang dibakar.
Letak tower yang berada di pegunungan dengan ketinggian 3000 hingga 4000 mdpl serta cuaca yang ekstrim membuat distribusi materi untuk proses pemulihan tower membutuhkan upaya ekstra.
Di sisi lain, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dan PTT juga terus melakukan upaya penyelidikan motif terhadap kelompok-kelompok yang terlibat dalam aksi pengerusakan dan pembakaran pada proyek Palapa Ring Timur ini. Letak aset dan fasilitas PTT yang berada zona merah, membuat proyek Palapa Ring Timur menjadi rawan terhadap aksi vandalisme.