Konten yang Bersahabat jadi Kunci Sukses

Rezha Hadyan
Sabtu, 16 Januari 2021 | 13:26 WIB
Situs dan aplikasi streaming film legal Viu / Tangkapan layar Viu.com
Situs dan aplikasi streaming film legal Viu / Tangkapan layar Viu.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri jika pandemi Covid-19 membuat layanan video sesuai permintaan (video on demand/VoD) kian dicari oleh masyarakat Indonesia.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di beberapa daerah yang kini dilanjutkan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali memaksa masyarakat untuk tetap berada di rumah agar penyebaran virus tak meluas.

Tentunya, menonton berbagai konten hiburan menjadi salah satu pilihan selain bermain gim untuk menghabiskan waktu ketika berada di rumah. Konten televisi yang cenderung itu-itu saja tentunya tak menarik bagi sebagian orang.

Platform VOD hadir menjawab permasalahan tersebut. Masyarakat rela merogoh koceknya untuk mendapatkan konten-konten hiburan sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Salah satu platform VOD yang cukup popular di Tanah Air adalah Viu. Layanan VoD yang berbasis di Hongkong ini dikenal sebagai “rumah” bagi banyak drama Korea, baik dalam bentuk serial maupun film.

Berhasil meraih lebih dari 25 juta pelanggan di Asia Tenggara pada kuartal-lll 2020 berdasarkan data AMPD Research, tak membuat Viu berpuas diri. Sejumlah strategi telah disiapkan untuk mendongkrak jumlah penonton, tak terkecuali di Indonesia dengan jumlah penduduk yang sedemikian besar.

Ingin tahu bagaimana strategi Viu untuk meraup lebih banyak penonton di Indonesia dan tentunya bersaing dengan layanan VoD raksasa yang merangsek masuk pada 2020? Simak wawancara khusus Bisnis dengan Country Head - Indonesia Viu Varun Mehta.

Bagaimana pandangan Anda terhadap pandemic Covid-19 dan pengaruhnya terhadap industri VoD, terutama di Indonesia?

Pandemi Covid-19 membuat orang lebih banyak beraktivitas rumah, salah satu diantaranya adalah menonton serial atau film. Tentunya berpengaruh pada jumlah penonton dan lama waktu menonton. Tetapi perlu dicatat bahwa saat ini semua industri berada dalam kondisi penuh ketidakpastian. Kegiatan usaha berjalan tidak sebagai mana mestinya atau tidak berjalan normal.

Selain itu, pandemi Covid-19 juga membuat preferensi konten penonton Viu mengalami perubahan. Konten-konten yang sifatnya menyenangkan paling banyak ditonton atau menjadi favorit selama ini. Kami belum tahu apakah nantinya pola ini masih sama setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Walaupun demikian, kami tetap berupaya untuk meningkatkan investasi kami untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan memperluas jangkauan secara global.

Berbicara mengenai konten yang tersedia di Viu, mengapa konten-konten drama Korea baik film maupun serial lebih dominan dibandingkan dengan konten lainnya? Apakah ada rencana untuk menambah konten-konten selain drama Korea?

Karena basis penoton kami berada di Asia dan konten-konten drama Korea yang selama ini mendapatkan respon positif, terutama di Indonesia. Konten-konten drama Korea ini juga banyak dibeli oleh televisi saat ini, menandakan tingginya permintaan dari masyarakat.

Walaupun demikian, bukan berarti konten-konten lain tak mendapatkan tempat di hati pelanggan. Konten-konten dari Jepang, khususnya anime juga banyak dicari oleh penonton. Saat ini, kami berupaya memperluas segmen penonton dengan menambah konten-konten anime dan konten-konten lokal Indonesia.

Untuk konten original Viu, sejauh ini kami baru saja menambahkan konten original Viu dari Indonesia, Thailand, dan Singapura. Intinya kami terus mencoba untuk meningkatkan jumlah konten yang potensial.

Lantas, bagaimana dengan di Indonesia? Apakah Viu akan tetap menggunakan konten-konten drama Korea sebagai “senjata” utama atau justru sudah menyiapkan konten lokal yang menarik?

Kami juga berinvestasi di konten lokal lewat Viu Pitching Forum. Kami memberikan kesempatan bagi para filmmaker berbakat dalam mendapatkan bimbingan dan mewujudkan projek film Indonesia mereka. Semua peserta harus bisa membuat itu semua yang kemudian dapat mereka kirimkan ke Viu untuk dipilih kemudian mendapatkan kesempatan untuk didanai dan menjadi konten Viu original.

Selain itu, ada pula program Viu Shorts! yang tak lain adalah festival film dengan mengusung tema mitos lokal yang mengangkat konten keanekaragaman budaya, keindahan alam, dan keunikan yang ada di Indonesia. Viu Shorts! ini diikuti lebih dari 500 talenta muda dunia film dari 17 kota di seluruh Indonesia.

Lewat program-program tersebut kami juga membawa praktisi film kawakan ke sekolah-sekolah untuk memberikan pendampingan bagaimana membuat konten berupa film maupun serial yang menarik dan mengangkat kearifan lokal. Kami percaya konten-konten lokal Indonesia apabila dikemas dengan baik akan sangat potensial.

Kemudian langkah apa yang akan diambil oleh Viu untuk meningkatkan jumlah penonton selain melalui konten?

Sejak pertama kali diluncurkan, untuk menarik penonton kami sudah bekerjasama dengan sejumlah operator seluler dan pabrikan elektronik. Seperti contoh adalah Telkomsel dengan paket berlangganannya dan Samsung yang mana pembeli akan otomatis berlangganan secara gratis Ketika membeli perangkat.

Tetapi menurut kami itu saja masih belum cukup karena perlu disiapkan ekosistem VoD yang memudakan penonton untuk berlangganan. Kami mengupayakan kerjasama dengan pasar daring (marketplace) untuk mempermudah pelanggan membayar biaya langganan.

Kemudian kami juga sedang berupaya bekerjasama dengan stasiun televisi untuk memperluas jangkauan dan menarik minat masyarakat untuk berlangganan Viu. Sangat memungkinkan adanya kerjasama konten yang terbatas tentunya antara platform VoD dan stasiun televisi.

Seberapa potensial pasar Indonesia menurut Viu dengan banyaknya platform VoD yang bermain disana?

Indonesia tentunya adalah pasar yang sangat potensial. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta tentunya akan ada banyak penonton yang bisa terjaring di Indonesia. Namun, tentu saja hal tersebut perlu diimbangi oleh konten-konten yang tepat. Selain konten lokal tentunya, konten-konten dari luar negeri yang sudah dikenal atau menjadi sahabat masyarakat Indonesia bisa dimasukkan.

Contoh, konten-konten yang belum begitu dikenal seperti serial dan film dari Singapura atau Malaysia tentunya bukan pilihan tepat untuk kami masukkan ke Indonesia. Namun, bukan berarti kami menutup kemungkinan konten-konten seperti itu bisa masuk ke Indonesia.

Setelah pandemi Covid-19 banyak platform digital yang mencoba peruntungan menjadi platform penyelenggara acara daring, seperti konser daring atau acara lainnya. Apakah Viu tertarik atau malah sudah punya rencana untuk mengikuti mereka?

Sejauh ini belum ada rencana untuk kesana karena kami berfokus pada konten. Namun, kami menilai bahwa platform untuk menyelenggarakan acara secara daring sudah cukup memadai atau banyak pilihannya.

Namun, bukan berarti kami tidak sama sekali menggunakan platform kami untuk menyelenggarakan acara. Kami beberapa kali menggelar konferensi pers yang menghadirkan teks terjemahan atau subtitle untuk mempermudah peserta yang mengikutinya.

Seperti diketahui, pembajakan adalah hal yang mengancam kelangsungan hidup penyedia layanan VoD di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Konten-konten Korea dengan jumlah penonton yang sedemikian banyak tentunya menjadi sasaran empuk pembajakan. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Viu untuk mengatasi permasalahan tersebut?

Pembajakan tentunya adalah musuh Bersama insan perfilman dan juga kami penyedia layanan VoD. Mengatasi masalah pembajakan tentunya bukan hal yang mudah untuk dilakukan oleh kami sendirian. Perlu kerjasama dari berbagai pihak terkait mulai dari regulator hingga penyedia layanan telekomunikasi untuk mempersempit atau benar-benar menghilangkan ruang gerak para pembajak konten.

Namun, bukan berarti kami tidak berbuat apa-apa. Kami berupaya mempertahankan penonton untuk berlangganan dengan konten-konten menarik dan tentunya berlanjut, untuk serial. Kami memberikan kepastian kepada penonton lanjutan dari serial yang mereka tonton. Selain itu, yang tak kalah penting adalah kualitas visual konten dan teks penerjemah.

Kami memastikan bahwa konten kami, khususnya yang berbahasa asing tersedia teks terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Satu hari setelah tayang secara global paling lambat sudah tersedia teks terjemahan Bahasa Indonesia. Karena kami tahu bahwa teks terjemahan ini masih menjadi persoalan bagi penonton konten-konten bajakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rezha Hadyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper