Bisnis.com, JAKARTA - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan meluncurkan roket paling kuat yang pernah dibuat pada akhir pekan ini.
Ini akan menjadi peluncuran pertama dari Space Launch System (SLS), roket yang direncanakan NASA untuk penerbangan non-komersial ke luar angkasa yang menjadi inti dari program Artemis NASA. Program ini adalah misi untuk mendaratkan wanita pertama dan pria berikutnya di bulan.
Melansir Live Science, Senin (11/1/2021), pada peluncuran awal ini, hanya mesin bahan bakar cair di inti roket yang akan diuji, tanpa penguat bahan bakar padat yang suatu saat akan membantu membawa SLS ke orbit. Saat uji coba inti SLS diluncurkan, itu akan menjadi roket paling kuat yang pernah dinyalakan di Bumi.
Dengan tinggi 322 kaki (98 meter), SLS berdiri lebih pendek dari roket Saturn V 363 kaki (110 m) yang membawa astronot ke bulan pada 1960-an dan 70-an. Tapi roket ini secara substansial lebih kuat, menghasilkan daya dorong 15 persen lebih banyak selama lepas landas dan naik. Tenaga mentah tidak menerjemahkan dengan rapi berapa banyak massa yang dapat dibawa roket ke luar angkasa.
Ketika selesai, jika semuanya berjalan dengan baik, SLS akan memiliki kapasitas untuk membawa lebih dari 27 ton (24.000 kilogram) ke bulan , lebih dari 24 ton (22.000 kg) Pesawat Ulang Alik yang diangkut ke orbit rendah Bumi, meskipun secara teknis kurang dari Saturn V yang dibawa ke bulan. Namun, menurut situs Space.com, kapasitas angkut SLS yang lebih sedikit akan terbuang percuma pada berbagai tahap roket dan bahan bakar, menjadikan SLS penggerak kargo yang lebih baik secara keseluruhan.
Tes ini akan mengakhiri program pengujian delapan bagian yang oleh NASA dijuluki SLS sebagai "jalur hijau".
Bagian ketujuh sebelumnya berhasil diselesaikan pada 20 Desember 2020, menunjukkan bahwa roket tersebut dapat memuat 700.000 galon (265.000 liter) bahan bakar cair super dingin dan kemudian bahan bakar tersebut dikeluarkan tanpa insiden. Uji coba tersebut berlangsung di Pusat Antariksa Stennis NASA dekat Bay St. Louis, Mississippi.
"Selama uji Green Run, panggung inti, pengontrol panggung, dan perangkat lunak Green Run semuanya bekerja dengan sempurna, dan tidak ada kebocoran saat tangki terisi penuh dan diisi ulang selama kurang lebih dua jam," ujar Julie Bassler, Manajer Tahapan SLS di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall NASA di Huntsville, Alabama.
Data dari semua tes yang dilakukan, memberi kepercayaan pihaknya untuk segera menerbangkan roket. Tes tersebut kemungkinan akan disiarkan di saluran YouTube NASA pada 17 Januari 2020.