Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diharapkan bersikap lebih serius dalam mengatasi aksi vandalisme yang terjadi terhadap infrastruktur telekomunikasi di Papua.
Direktur Utama PT Mora Telematika Indoenesia (Moratelindo) Galumbang Menak mengatakan bahwa aksi vandalisme yang terjadi di Papua, sudah sering terjadi dan makin parah saat ini. Sejak Januari 2020--2021, terjadi lima kali aksi vandalisme mulai dari perusakan infrastruktur telekomunikasi hingga pembakaran.
“Desember 2020 ada satu menara juga yang dirusak, menara ditebang. Hampir setiap tiga bulan sekali ada yang dirusak,” kata Galumbang kepada Bisnis.com, Senin (11/1/2021).
Galumbang berharap pemerintah untuk serius dalam menangani aksi vandalisme di Papua, mengingat aksi tersebut merugikan bagi masyarakat sekitar, termasuk bagi Moratelindo.
Moratelindo merupakan bagian dari konsorsium penyedia infrastruktur telekominikasi Palapa Ring Timur di Papua. Moratelindo memiliki kewajiban menjaga kualitas layanan, karena pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah dihitung berdasarkan kualitas layanan yang diberikan oleh Moratelindo.
Beban biaya perbaikan infrastruktur telekomunikasi yang dirusak dan dibakar oleh oknum yang belum diketahui, menjadi tanggung jawab Moratelindo. Galumbang berhitung hingga saat ini, ratusan miliar telah dikeluarkan untuk memperbaiki jaringan Palapa Ring Timur yang dirusak.
Berdasarkan catatannya, untuk pembangunan ulang infrastruktur telekomunukasi di satu titik dibutuhkan biaya sekitar Rp20 miliar--Rp25 miliar. Mahalnya penggelaran jaringan karena kondisi geografis yang terletak di pedalaman dan terjal.
“Kalau terus-terusan seperti ini bisa bangkrut kita,” ujarnya.