Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dinilai perlu berkordinasi terlebih dahulu dengan Korea Selatan sebelum menggunakan satelit HTS di orbit 113 BT.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB, Ian Yosef M. Edward mengatakan bahwa saat ini di orbit 113 BT terdapat Satelit Koreasat di Ka-Band, milik Korea Selatan. Dengan keberadaan Koreasat di Ka-Band, satelit HTS milik Telkom sulit mendapat kapasitas tinggi.
Dia memperkirakan dengan berada di C-Band dan Ku-Band, satelit HTS Telkom awalnya hanya dapat menampung kapasitas sebesar 20 Gbps. Kapasitas tersebut dapat terus ditingkatkan seiring dengan jalannya pengembangan satelit.
“Pada slot orbit 113 BT, selain ada Satelit Palapa D, di posisi yang sama juga ada Koreasat. Itu sudah filing duluan di Ka-Band. Memang arahnya ke Korea Selatan, bukan ke Indonesia. Namun kalau ada satelit lagi [di slot yang sama] pasti sedikit ganggu,” kata Ian, Rabu (6/1/2021).
Ian menambahkan Telkom perlu menjalin komunikasi dengan pemerintah Korea Selatan dalam pemanfaat slot orbit 113 BT, agar kapasitas yang digunakan oleh Satelit HTS milik Telkomsat dapat lebih maksimal.
“Seandainya bisa dapat Ka Band, maka kapasitasnya bisa jauh lebih besar,” kata Ian.
Ian juga berpendapat bahwa Telkom juga harus memperhatikan maraknya peluncuran satelit asing, khususnya non-geostationary satellite orbit (NGSO).
Pasalnya, selain memberikan layanan internet dengan kecepatan tinggi, tarif layanan NGSO akan makin terjangkau ke depannya. Hal ini dapat mengancam persaingan bisnis.
“Hal ini perlu menjadi perhatian, khususnya apabila model bisnis NGSO sudah terbentuk secara global,” kata Ian.