Satelit Telkom Diklaim Bisa Jadi Alternatif Satelit Satria

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 6 Januari 2021 | 20:25 WIB
Ilustrasi peluncuran satelit./dok. teleglobal
Ilustrasi peluncuran satelit./dok. teleglobal
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai bahwa slot orbit 113 BT yang digunakan oleh Telkom dapat menjadi alternatif, seandainya Satelit Satria gagal menggunakan slot orbit 146 BT.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai munculnya Telkom sebagai penghuni baru di slot orbit 113 BT, merupakan hal yang positif bagi Telkom dan Indonesia.

Dengan Telkom – sebagai perusahaan milik negara – menempati slot orbit 113 BT, maka dapat menjadi alternatif bagi sejumlah instansi yang akan dilayani oleh Satelit Satria beralih ke Telkom, seandainya permohonan perpanjangan waktu penggunaan slot orbit 146 BT yang akan digunakan oleh Satria, ditolak oleh ITU.

“Sebab harus diantisipasi juga jika slot orbit 146 BT gagal diperpanjang dan satelit Satria gagal ditempatkan pada orbitnya. … Harus dimigrasi saja yang pakai Satria ke Telkom,” kata Heru kepada Bisnis.com, Rabu (6/1/2021).

Untuk diketahui, Persatuan Telekomunikasi Internasional atau International Telecommunication Union (ITU) tengah meminta kepada pemerintah Indonesia, untuk melengkapi berkas-berkas sebagai persyaratan dalam memperpanjang tenggat peluncuran satelit Satria di orbit 146 BT.

Pada November 2020, pemerintah Indonesia mengajukan perpanjangan waktu 14 bulan -- dari tenggat saat ini yakni, 31 Maret 2023 -- untuk meluncurkan satelit Multifungsi Satria Ka-band karena pandemi Covid-19. Permintaan tersebut masih dikaji oleh ITU.

Heru menambahkan Telkom yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki tugas sebagai agen pembangunan atau agent of development. Dia menilai bahwa satelit yang diorbitkan Telkom nantinya memiliki nuansa nasionalis yang kental.

“Lebih jelas ke-Indonesian-nya, bahkan dibanding nanti yang mengorbitkan Satria dimana pendanaan disebutkan akan lebih banyak disokong Prancis,” kata Heru.

Heru mengatakan sejak awal, seharusnya pembuatan satelit Satria ditugaskan ke Telkom bukan ke Bakti. Pasalnya, secara finansial, Telkom lebih kokoh. Telkom juga memiliki pengalaman yang matang di industi satelit.

Dengan pengalaman yang dimilikinya, Heru menilia bahwa Telkom dapat mengorbitkan satelit dalam waktu 3 tahun atau sebelum 31 Desember 2024.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper