Bisnis.com, JAKARTA – Startup penyedia layanan perjalanan berbasis digital (Online Travel Agent/OTA) mengamini adanya peningkatan pengajuan pengembalian dana (refund) pada libur akhir 2020.
Sekedar catatan, pada libur akhir 2020 terdapat aturan yang mengharuskan masyarakat yang bepergian menggunakan transportasi pesawat untuk menunjukkan surat keterangan hasil negatif menggunakan tes RT-PCR paling lama 7x24 jam sebelum keberangkatan.
Adapun, untuk transportasi darat dan laut, masyarakat wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif rapid test antigen paling lama 3x24 jam sebelum keberangkatan.
Corporate Communications Manager Pegipegi Busyra Oryza mengatakan terkait dengan kebijakan tersebut, memang ada sebagian masyarakat yang mengurungkan niat untuk bepergian.
“Berdasarkan data kami, jumlah pembatalan tidak terlalu signifikan dibandingkan pada saat awal pandemi Maret 2020. Kami akan terus mematuhi protokol kesehatan,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (4/1/2021)
Busyra mengatakan bahwa pada 2021 perusahaan masih memantau untuk mengetahui secara pasti kapan kebangkitan industri pariwisata Indonesia. Hal ini juga sangat bergantung terhadap perkembangan kasus virus Covid-19 yang terjadi.
Namun, dia menyebutkan bahwa perusahaan optimis bahwa tren perjalanan akan mulai meningkat kembali. Hal ini ditunjang dengan beberapa hal. Pertama, adanya program dari pemerintah terkait protokol kesehatan khususnya di tempat-tempat wisata di Indonesia yang sudah diterapkan.
Kedua, dia mengatakan bahwa optimisme makin bertambah dengan perkembangan vaksin yang akan mulai masuk ke Indonesia sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk kembali bepergian.
“Ketiga Pegipegi siap untuk memberikan komitmen penuh untuk menyediakan produk dan servis yang terbaik untuk setiap pelanggan di era new normal 2021 ini,” katanya.
Sementara itu, Head of Corporate Communication Traveloka Reza Amirul Juniarshah mengatakan perusahaan sebenarnya sudah menyediakan layanan tes corona mulai dari rapid test, serologi, hingga PCR melalui menu Traveloka Xperience dengan menggandeng Prodia, Klinik Pintar, dan Biotest.
“Kami akan selalu mendukung dan mengapresiasi kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk dalam hal kebijakan menyertakan hasil tes negatif PCR-Antigen sebagai salah satu syarat kelengkapan dokumen perjalanan,” katanya.
Dia melanjutkan bahwa perusahaan memang melihat adanya peningkatan terhadap pembatalan perjalanan dan permintaan refund, khususnya untuk destinasi Bali.
Namun, Reza tidak dapat merinci peningkatan maupun jumlah permintaan refund pada masa libur akhir tahun.
“Iya ada peningkatan, tetapi jumlahnya masih dapat ditangani dengan baik oleh tim Customer Care Traveloka,” katanya.
Reza melanjutkan bahwa strategi yang dilakukan Traveloka pada 2021 adalah berencana untuk go public dalam waktu dekat dan SPAC adalah salah satu opsi yang tengah mereka pertimbangkan.
“Beberapa SPAC telah menghubungi kami. Meskipun kami tidak dapat memberikan informasi terperinci terkait dengan rencana kami untuk go public, kami masih berharap dapat mencapai break even point dan berpotensi menjadi profitable pada 2021,” kata Reza.