Bisnis.com, JAKARTA - Beberagai inovasi dan terobosan di dunia smartphone bermunculan sepanjang 2020, mulai ponsel lipat, fitur-fitur baru, hingga teknologi 5G.Namun, beberapa tren yang terjadi tahun lalu mungkin mulai redup tahun ini.
Pengiriman smartphone tahun lalu diestimasi mencapai 1,33 miliar unit, turun dari perkiraan awal karena sejak Maret 2020 wabah virus corona (Covid-19) menyebar ke seluruh dunia. Tahun depan, pengiriman smartphone diperkirakan mencapai 1,42 miliar unit.
Dilansir dari Tempo, Jumat (1/1/2020) tren smartphone di tahun lalu yang cukup menyita perhatian terdiri dari beberapa aspek, dari bahan plastik, harga, hingga masalah update piranti lunak. Android Authority meramal, tren tersebut bisa saja lenyap tahun ini.
Berikut tren smartphone yang berpotensi hilang tahun ini.
Bahan plastik pada ponsel harga Rp 14 juta
Samsung cukup keterlaluan dengan memakai bahan glasstic untuk smartphone seharga US$1.000 atau setara Rp14 juta. Bahan glasstick adalah komponen plastik seperti kaca, bukan kaca betulan.
Samsung diharapkan mulai membatasi bahan glasstic pada perangkat seri Galexy A dan model Galaxy FE/ Lite. Opsi lain, pabrikan asal Korea Selatan itu mengubah bahan glasstic menjadi benar-benar terasa seperti kaca.
Kamera 2 Megapiksel Sudah Tidak Berfaedah
Salah satu tren kamera yang dinilai paling mengganggu dalam dua terakhir adalah kamera beresolusi 2 megapiksel. Kamera jenis itu sengaja ditambahkan para pabrikan agar bisa menawarkan empat kamera di belakang layar.
Baca Juga 6 Perbandingan Xiaomi Mi 10T Series |
---|
Sudah lah, pabrikan smartphone sebaiknya meningkatkan kualitas kameranya mulai dari kamera utama, ultra-wide, atau bahkan makronya daripada menambah lebih banyak lensa.
Pengisi Daya Baterai Lambat
Sulit dipercaya di saat pengisian daya mulai cepat, masih ada yang menawarkan smartphone dengan pengisian daya yang lambat. Misal, perangkat Motorola Edge Plus dan Google Pixel 5 hanya menggunakan 18W yang mengecewakan. Adapun seri iPhone 12 dan LG V60 sedikit lebih cepat pada 20W dan 25W.
Ke depan, semua pengisi daya diharapkan bisa lebih cepat, minimal 30 megawatt atau lebih lah. Memang ada kekhawatiran, pengisian cepat bisa bikin daya baterai aus. Tapi problem ini sudah bisa diatasi oleh beberapa ponsel yang memiliki fitur pengisian daya ultra cepat.
Komitmen Pembaruan yang Buruk
Tahun lalu, Google dan Samsung berkomitmen menawarkan pembaruan sistem selama tiga tahun ke ponsel masing-masing.
Tapi mengapa pengguna harus melalui ini? Antara konsumen yang memegang ponsel mereka untuk jangka waktu yang lebih lama dan ketidakpastian ekonomi seputar Covid-19, masuk akal bagi lebih banyak merek untuk tetap berkomitmen pada pembaruan perangkat lunak.
Kenaikan Harga untuk Ponsel Flagship
Xiaomi, realme, dan OnePlus menawarkan ponsel flagships tahun 2020 dengan harga lebih yang tinggi dari pendahulunya. Kenaikan harga mungkin disebabkan harga sililon andalan yang juga lebih tinggi.
Tahun lalu memang agak mengejutkan karena ada mmWave dengan harga US$ 100 (Rp 1,4 juta) lebih mahal daripada versi 5G standar.Beberapa contohnya termasuk versi Verizon dari OnePlus 8 dan Pixel 4a 5G. Produsen ponsel diharapkan agar menetapkan harga yang lebih masuk akal di tahun 2021.
Kualitas di atas kuantitas
Salah satu tren yang lebih menjengkelkan dalam beberapa tahun terakhir adalah banyak OEM menawarkan banyak smartphone dengan hanya sedikit perbedaan spesifikasi. Para produsen diharapkan bisa menurunkan sedikit rebranding pada tahun 2021.