Bisnis.com, JAKARTA – Variasi dinilai menjadi tantangan utama perusahaan rintisan berbasis SaaS (Software as a Service) untuk terus bisa dilirik pemodal atau modal ventura pada 2021.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan aliran dana yang mengalir ke startup tersebut akan makin deras bila pelaku bisnis turut merambah sektor bisnis lainnya.
Menurutnya, selama ini pola SaaS di Indonesia banyak mengacu ke arah B2B, maka dari itu pola model bisnisnya perlu dikombinasikan, misalnya dengan transaction sharing.
“Kombinasinya bisa dengan integrasi ke sektor lainnya seperti fintech, pendanaan, atau proses lainnya. Selain itu, untuk SaaS ke sektor B2C biasanya fitur yang bisa diakses dan relevan ke konsumen dunia akan lebih tepat dan scalable,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (13/12/2020).
Untuk kombinasi dengan perusahaan rintisan berbasis finansial teknologi (fintech), katanya, sektor tersebut saat ini memerlukan ekosistem yang cukup luas dari banyak aspek, seperti prinsip Know Your Customer (KYC), keamanan, identitas, validasi, dan lainnya.
“Sebagai contoh penyelenggara P2P khususnya di invoice financing, mereka tengah memerlukan integrasi ke perusahaan penerima dan penerbit invoice sehingga kontrol bisa dilakukan,” katanya.
Senada, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi meyakini perusahaan berbasis SaaS akan semakin diminati oleh pemodal bila melakukan variasi pada model-model bisnisnya
“Model bisnis SaaS ada yang menarik pemodal, tapi banyak juga yang ambyar. Ini karena pertama, tidak semua suka SaaS, dan ada yang masih menganggap lebih bagus membuat software sendiri,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (13/12/2020).
Heru melanjutkan pada poin kedua, pemodal akan melihat berapa banyak yang sudah menggunakan SaaS dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Startup ini haruslah menjawab kebutuhan dan memberikan solusi persoalan software selama ini atau yang dihadapi pengguna, baik korporasi maupun individu,” katanya.
Dia mengatakan bahwa untuk para pemain perlu memikirkan strategi lainnya untuk dapat dilirik pemodal, yakni model bisnis.
“Ada yang dihitung per pengguna, ada yang sekian pengguna, ada juga yang unlimited tapi sangat mahal. Ini yang perlu disesuaikan dengan kemampuan finansial negara kita, dan keuangan perusahaan atau individu,” kata Heru.