Bisnis.com, JAKARTA – Pengadaan lelang penggunaan frekuensi 2,3 GHz yang dilakukan untuk keperluan penyelenggaraan jaringan bergerak seluler diperkirakan akan berdampak pada pasar ponsel pintar 5G.
Pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan bahwa vendor ponsel pintar sudah mengantisipasi kehadiran jaringan generasi kelima ini, karena mereka melihat ini kesempatan bagus untuk memasarkan produk.
“Indonesia ini salah satu pasar potensial, dengan penduduk keempat terbanyak di dunia, dan pengguna smartphone sedang berkembang, belum saturasi seperti di China dan Amerika,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (23/11/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sampai saat ini sudah ada beberapa vendor yang sudah memasukkan ponsel 5G ke Indonesia, hanya saja karena belum memiliki spektrum dan jaringannya, kemampuan 5G ini dimatikan secara software.
Dia melanjutkan bahwa berbeda dengan ponsel 4G yang saat ini telah ada di hampir seluruh Indonesia, untuk gawai 5G terbilang cukup langka. Adapun, beberapa ponsel 5G yang dijual secara resmi di Indonesia, seperti Oppo dengan Find X2 dan Find X2 Pro, serta Xiaomi dan Huawei dengan Mi 10 dan P40 Pro.
Lucky menilai bahwa dari lelang spektrum ini dan pengesahan aturan 5G nantinya, masih butuh waktu dan proses yang cukup panjang untuk jaringan 5G ini bisa dinikmati.
“Kemungkinan pada 2022 untuk Indonesia [ponsel 5G mulai ramai]. Namun, sisi baiknya, saat nanti Indonesia siap dengan jaringan generasi kelima ini, para vendor sudah memiliki tipe smartphone yang lebih terjangkau dengan kemampuan 5G,” ujarnya.