Telkomsel Investasi ke Gojek, Analis: Saatnya Keruk Pendapatan Digital!

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 17 November 2020 | 09:46 WIB
Dua orang pengemudi ojek online berbincang di Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ANTARA - M Risyal Hidayatn
Dua orang pengemudi ojek online berbincang di Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ANTARA - M Risyal Hidayatn
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) senilai US$150 juta atau setara dengan Rp2,1 triliun diyakini akan memuluskan langkah operator seluler tersebut untuk mengeruk pendapatan baru dari layanan digital.

Chief Marketing Officer Jarvis Asset Management, Kartika Sutandi mengatakan dengan berinvestasi ke Gojek, Telkomsel berpeluang memperluas layanan dan mengembangkan ekonomi baru. Terlebih, mereka memiliki basis pelanggan terbesar dengan infrastruktur telekomunikasi yang paling matang dibandingkan dengan operator seluler lainnya.

Sayangnya, Telkomsel tidak memiliki aplikasi atau perangkat lunak yang andal, yang dapat memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang telah terbangun.

Telkomsel akan memakan waktu lama seandainya harus mengembangkan aplikasi dari awal. Cara yang tercepat dan terbaik adalah dengan berivestasi ke Gojek.

“Telkomsel sudah memiliki infrastruktur sudah saatnya beralih ke aplikasi,” kata Kartika kepada Bisnis.com, Selasa (17/11/2020).

Kartika juga berpendapat dengan berinvestasi di Gojek, Telkomsel dan induknya Telkom, juga dapat mewujudkan ambisi Menteri BUMN Erick Tohir, yang ingin Telkom memperoleh sumber pendapatan baru di luar bisnis telekomunikasi.

Sebelumya, dalam acara Indonesia Industri Outlook 2021 beberapa waktu lalu, Direktur Utama Telkomsel Setyanto memprediksi bahwa sumber pendapatan ke depan adalah dari pendapatan digital karena adopsi digital naik. Industri telekomunikasi cukup berat untuk meraup pendapatan dari digital karena berangkat dari bawah atau penggelaran jaringan konektivitas.

Sebagai perusahaan telekomunikasi, sebutnya, Telkomsel akan terus memperkuat konektivitas, sambil melihat peluang berkolaborasi untuk masuk ke ekosistem platform dan layanan digital yang merupakan tingkat tengah dan atas dari industri telekomunikasi digital.

“Memang bisa bangun [platform dan layanan digital] sendiri tetapi sulit. Pertama, bangunnya lama. Kedua, jika memakai uang sendiri,sulit karena kita cari duit dari ‘tanah’ mereka dari awan,” kata Setyanto.

Meski demikian, hingga berita ini diturunkan Setyanto belum menjelaskan secara detail alasan perseroan berinvestasi ke Gojek.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper