Pengguna Internet Membeludak, LinkAja Perkuat Produk Layanan

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 11 November 2020 | 16:55 WIB
Sales Promotion Girl (SPG) menunjukkan aplikasi LinkAja di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Sales Promotion Girl (SPG) menunjukkan aplikasi LinkAja di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) akan memperkuat produk, fitur dan layanan guna meraih peluang tumbuh di tengah pertumbuhan jumlah pengguna layanan digital di Indonesia.

Direktur Marketing LinkAja Edward Kilian Suwignyo menilai pengembangan ekosistem, fitur dan layanan menjadi hal yang paling penting dalam meraup untung di tengah pertumbuhan pengguna internet. LinkAja berupaya untuk tumbuh secara berkelanjutan dengan menawarkan produk yang relevan dengan masyarakat.

“Pengembangan fitur dan layanan yang relevan untuk masyarakat, supaya akselerasi adopsi layanan digital ini terus berkelanjutan,” kata Edward kepada Bisnis.com, Selasa (10/11/2020).

Dari sisi pengembangan bisnis, lanjutya, LinkAja, akan tetap berfokus pada penyediaan layanan pembayaran kebutuhan sehari hari masyarakat seperti produk telekomunikasi, produk digital & pembayaran tagihan rumah tangga.

Tidak hanya itu, LinkAja juga akan merangkul para UMKM, transportasi publik, SPBU dan layanan keuangan seperti pinjaman, asuransi investasi.

Dia mengatakan menjadi perusahaan yang berkelanjutan tak hanya perihal tumbuh sebesar- besarnya dalam waktu singkat dengan biaya yang besar, tetapi memastikan bahwa perusahaan memiliki model pertumbuhan yang jelas dan sehat.

“Perusahaan harus dapat menghasilkan pedapatan yang baik, pengelolaan keuangan yang baik, dan mampu membangaun pengguna yang loyal lewat nilai lebih yang diberikan oleh platform perusahaan," kata Edward.

Sekadar catatan, Google, Temasek dan Bain & Company menyebutkan dalam laporan e-Conomy SEA 2020 bahwa penggunaan internet di Asia Tenggara terus bertambah.

Pada November 2020, jumlah pengguna internet di Asia Tenggara sebesar 400 juta orang, atau bertambah 40 juta pengguna baru dibandingkan dengan akhir Desember 2019 yang berjumlah 360 juta.

Dari 400 juta diketahui sebanyak 36 persen atau sekitar 130 - 144 juta orang merupakan pengguna layanan layanan digital baru, yang akan tetap menggunakan layanan digital meskipun pandemi telah usai.

Laporan serupa juga menyebutkna bahwa sektor e-commerce, pembayaran dan pengantaran makanan adalah sektor-sektor yang tidak terdampak oleh Covid-19.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper