Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk. dan PT XL Axiata Tbk. mencatatkan pertumbuhan yang pesat secara kuartal. Namun, pengamat telekomunikasi justru khawatir akan hal tersebut.
Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telematika Indonesia, Nonot Harsono, menilai pertumbuhan jumlah pelanggan operator seluler pada kuartal III/2020 tidak terlepas dari kegiatan bagi-bagi kartu perdana untuk program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Kartu perdana itu kan dibagikan kepada pelanggan aktif [operator], bukan sebagai pelanggan baru,” kata Nonot kepada Bisnis.
Dia mengemukakan dengan memberikan kartu kepada pelanggan aktif, maka satu pelanggan akan memiliki dua nomor. Padahal yang digunakan atau rutin diisi ulang hanya satu nomor.
Alhasil, meski mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal III/2020, secara rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) operator seluler stagnan atau turun, karena jumlah pembagi total pendapatan makin besar.
Tidak hanya itu, Nonot juga khawatir bahwa kegiatan bagi-bagi kartu tersebut akan menjurus pada kinerja negatif operator seluler pada kuartal IV/2020 atau ketika program PJJ dihentikan.
Saat itu operator dihadapkan pada dua pilihan yakni, kehilangan banyak pelanggan atau melakukan kegiatan serupa kembali – bagi-bagi kartu perdana –yang menyebabkan ARPU perseroan makin merosot.
“Operator akan bagi-bagi kartu lagi menutupi jejak yang ini. Kalau itu dilakukan, operator makin berat lagi,” kata Nonot.
Jika melihat ARPU tiga operator besar, secara kuartal memang ketiganya mengalami penurunan. ARPU. Pada kuartal III/2020 ARPU yang dibukukan Indosat sebesar Rp32.300, turun 2,5 persen dibandingkan dengan kuartal II/2020 yang senilai Rp33.200.
ARPU PT XL Axiata Tbk. secara keseluruhan—prabayar, pascabayar, dan gabungan—menurun, masing-masing sekitar Rp1.000. Untuk ARPU prabayar pada kuartal III/2020 sebesar Rp35.000, ARPU pascabayar Rp110.000, dan ARPU gabungan Rp36.000.
Sementara itu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mencatatkan ARPU sebesar Rp44.000 para kuartal III/2020, turun 3,5 persen atau sekitar Rp1.000 dibandingkan dengan kuartal II/2020.
Nonot menambahkan selain operator merugi karena ARPU turun, juga kemugkinan pelanggan yang mendapat kartu perdana gratis untuk bertahan menggunakan kartu tersebut sangat kecil.
Dengan fitur dual sim card yang terdapat pada ponsel pintar, biasanya masyarakat hanya menggunakan satu slot untuk nomor aslinya. Slot lain digunakan khusus untuk layanan data atau paket murah.
“ARPU turun itu ada dua kemungkikan yaitu, harga satuannya ‘dibanting’ atau kartu sim yang diklaim sebagai pelanggan baru itu tidak produktif,” kata Nonot.