Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) berpendapat startup di bidang finansial teknologi (fintech) masih menjadi salah satu primadona yang disasar oleh investor kendati kasus peretasan data masih marak terjadi.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menilai kasus peretasan data pada startup fintech tidak akan menurunkan minat investor untuk melakukan pendanaan di sektor fintech.
"Hingga akhir 2020, startup di bidang fintech masih menjadi salah satu primadona yang disasar oleh investor. [Kasus peretasan data] tidak terlalu berpengaruh, karena investor tahu kalau mereka melakukan pendanaan [ke startup] apa saja pertimbangan yang harus dilakukan untuk memitigasi atau resiko," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (3/11/2020).
Namun, lanjutnya, protokol keamanan data standar memang harus menjadi hal yang urgensi untuk dipenuhi startup yang berfokus pada bidang finansial.
“Untuk kasus yang baru-baru ini terjadi pada perusahaan Cermati yang kami pelajari, database di belakangnya belum dienkripsi, sehingga prosedur standar ini seharusnya sudah dilakukan oleh startup, khususnya yang berada di bidang finansial,” ujarnya.
Dia menyebutkan saat ini metode yang digunakan oleh penjahat siber tidak hanya berkutat pada sisi teknikal, tetapi juga metode rekayasa sosial dengan memanfaatkan literasi digital masyarakat yang masih minim.
Melalui kejadian ini dia berharap para pelaku startup mulai memperketat usaha keamanan data pengguna sesuai standar institusi keuangan, seperti perbankan.
“Hingga akhir tahun, fintech masih dibutuhkan, apalagi untuk mendobrak kebutuhan dana masyarakat, karena masih berhati-hatinya sektor perbankan dalam menyalurkan pinjaman,” katanya.