Letusan Gunung Berapi Dapat Membantu Perangi Perubahan Iklim

Fransisco Primus Hernata
Kamis, 1 Oktober 2020 | 19:05 WIB
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi di Desa Sigarang garang, Karo, Sumatera Utara, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Sastrawan Ginting
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi di Desa Sigarang garang, Karo, Sumatera Utara, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Sastrawan Ginting
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gunung berapi dapat memainkan peran utama dalam menjaga iklim tetap terkendali. Para ilmuwan percaya, letusan gunung berapi berguna untuk melawan pemanasan global akibat suhu bumi yang terus meningkat.

Ilmuwan dari University of Southampton telah menyelidiki cara menghilangkan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Mereka menjelaskan bagaimana letusan gunung berapi bisa melawan global warming.

Sebagian besar gunung berapi terletak di dekat laut, jadi ketika meletus, mereka membuang berton-ton abu ke laut yang akhirnya tenggelam ke dasar. Abu ini meningkatkan kapasitas penyimpanan karbon lautan, menarik keluar CO2 dari atmosfer dan menyimpannya di dasar laut. Hasilnya, para ahli dari University of Southampton percaya zat yang mirip dengan abu vulkanik dapat disebarkan menggunakan perahu ke suatu area lautan, dengan harapan dapat membantu menghilangkan CO2 dari atmosfer.

Jack Longman, yang menjadi penulis utama dan mantan Asisten Riset Pasca-Doktoral di University of Southampton seperti dikutip dari express.co.uk, mengatakan salah satu cara lautan mengunci CO2 adalah dengan menyimpannya dalam sedimen di dasar laut sebagai kalsium karbonat dan karbon organik.

"Kami membahas bagaimana proses alami ini dapat ditambah dengan menambahkan abu ke lautan secara artifisial. Menurut perhitungan tim, proses tersebut akan jauh lebih murah dibandingkan metode greenhouse gas removal (GGR) lainnya," ujarnya.

Penelitian itu menyebutkan hasil  dari metode itu menunjukkan dapat menyerap sebanyak 2.300 ton CO2 per 50.000 ton abu yang dikirim dengan biaya US$50 per ton CO2 yang diserap hal ini jauh lebih murah daripada kebanyakan metode GGR lainnya.

"Selain itu, pendekatan ini hanyalah peningkatan dari proses yang terjadi secara alami, tidak melibatkan teknologi yang mahal dan tidak memerlukan penggunaan kembali lahan pertanian yang berharga." tulis pernyataan itu lagi.

Rekan penulis studi tersebut dan Profesor Geokimia dari University of Southampton, Martin Palmer menambahkan untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim, diperlukan penghilangan gas rumah kaca (GGR) aktif.

Namun, tim tersebut menyatakan masih lebih banyak penelitian perlu dilakukan pada subjek tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper