Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku internet of things (IoT) unlincensed menyambut positif rencana pemerintah mengalokasikan spektrum frekuensi 433 MHz – 434,79 MHz khusus untuk teknologi Low Power Wide Area (LPWA).
IoT Product Manager eFishery, Elsa Vinietta mengatakan cakupan jaringan menjadi salah satu perhatian perusahaan dalam menerapkan bisnis IoT. eFishery berfokus pada pengelolaan tambak ikan modern. Sensor eFishery dapat mengatur waktu pemberian pakan ikan secara otomatis.
Frekuensi rendah 433 MHz dapat membantu eFishery menjangkau lebih banyak tambak ikan dengan jumlah pemancar yang lebih sedikit.
“Kami sambut positif, karena makin luas cakupannya makin bagus,” kata Elsa kepada Bisnis.com, Rabu (30/9/2020).
Senada, CEO USMAN Elik Hari Muktafin juga menyambut positif rencana tersebut. USMAN, yang merupakan pemenang IoT Makers 2020, menghadirkan solusi IoT berupa UVC Sterilizer Lantai Masjid.
Dengan frekuensi rendah, USMAN dapat melakukan efisiensi karena tidak perlu membangun banyak pemancar untuk melayani masjid-masjid.
"Tantangan penerapan frekuensi baru ini tentu ada pada kesiapan pelaku IOT, sosialisasi kebijakan oleh pemerintah dan ketersediaan modul / perangkat yang mendukung," kata Elik.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berencana mengalokasikan tambahan spektrum frekuensi radio pada rentang 433 MHz – 434,79 MHz untuk pemanfaatan teknologi Low Power Wide Area (LPWA).
Kepala Subdit Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Kemenkominfo Adis Alifiawan mengatakan bahwa kehadiran frekuensi khusus untuk IoT di frekuensi 920 MHz -923 MHz telah memberi manfaat besar, sehingga menarik banyak minat investor untuk berinvestasi di IoT.
Kemenkominfo pun akan mengalokasikan frekuensi tambahan untuk IoT di frekuensi rendah 433 MHz, sehingga perangkat IoT non seluler nantinya bakal memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan perangkat IoT di frekuensi 920 MHz.