Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena astronomi harvest moon atau bulan purnama kembali muncul pada awal Oktober, besok. Bulan ini akan terbit di timur, berlawanan dengan matahari terbenam, bersinar sepanjang malam, dan terbenam di barat, berlawanan dengan matahari terbit.
Namun, harvest moon kali ini berbeda. Meskipun berada dalam fase penuh pekan ini, harvest moon akan relatif kecil karena pada Sabtu bulan akan berada di puncak, titik terjauh di sepanjang orbit, jaraknya 406.000 km dari Bumi dan lebih kecil serta kurang terang dari biasanya.
Di Indonesia, menurut Pussain Lapan bulan purnama akan terjadi pada pujul 04.15 WIB dengan jarak geosentris 405.146 km dan diameter sudut 29,5 menit busur.
Purnama ini disebut juga purnama mikro karena jaraknya dekat dengan titik apogee yang akan terjadi pada 4 Oktober 2020 mendatang.
Pengamat di wilayah Indonesia Timur tidak bisa menyaksikan puncak fenomena ini karena bulan sudah terbenam lebih dulu dan matahari sudah terbit.
Bulan purnama dapat diamati pada arah timur hingga barat dan terletak di konstelasi cetus.
Ahli bulan NASA, Gordon Johnston, menerangkan harvest moon adalah bulan purnama yang paling dekat dengan titik balik musim gugur (akhir musim panas dan awal musim gugur). Selama musim panen, petani terkadang harus bekerja hingga larut malam ditemani cahaya bulan ini.
Bulan purnama rata-rata terjadi selama 50 menit setiap malam, namun untuk beberapa malam sebelum harvest moon, bulan tampak terbit pada waktu yang hampir bersamaan yakni hanya 25 hingga 30 menit di Amerika Serikat bagian utara dan hanya 10 hingga 20 beberapa menit lebih jauh ke utara di Kanada dan Eropa.
Nama harvest moon sendiri muncul pada 1706 menurut Oxford English Dictionary. Harvest moon adalah nama Eropa kuno untuk bulan purnama ini. Menurut tradisi penduduk asli Amerika, bulan purnama pertama musim gugur adalah bulan pemburu.
Nama ini dikaitkan dengan suku Algonquin yang saat ini daerahnya dikenal sebagai AS Timur Laut. Johnston menyebut beberapa sumber menunjukkan nama lain dari harvest moon seperti dying grass, sanguine, dan blood moon atau bulan darah. "Yang lain menunjukkan bahwa nama sanguine atau blood moon dikaitkan dengan perburuan untuk mempersiapkan musim dingin," tuturnya.
Bulan purnama ini juga dirayakan di beberapa negara Asia, seperti China dan Vietnam, karena bertepatan dengan festival panen musim gugur. Di Tiongkok, harvest moon dikenal sebagai festival bulan, festival kue bulan atau festival reuni ketika istri melakukan perjalanan mengunjungi keluarga mereka sebelum kembali ke suami mereka.
Di Korea, bulan purnama bertepatan dengan festival panen chuseok. Selama festival ini, warga Korea meninggalkan kota ke kampung halaman mereka dan memberi penghormatan kepada arwah nenek moyang mereka.
Harvest Moon juga penting di Jepang. Johnston berkata bulan purnama ini sesuai dengan yang pertama dari dua festival tsukimi (melihat bulan) di Jepang. "Festival ini termasuk tradisi mempersembahkan ubi. Jadi bulan purnama ini kadang-kadang disebut imomeigetsu (bulan panen kentang," tukasnya.
Perayaan Bulan Purnama di Jepang sangat populer sehingga berlangsung selama beberapa hari setelah bulan purnama.