Mozilla dan Google Perpanjang Perjanjian Hingga 2023

Akbar Evandio
Minggu, 16 Agustus 2020 | 16:26 WIB
Mozilla Fairfox.
Mozilla Fairfox.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Mesin Pencari Web, Mozilla memperpanjang perjanjiannya dengan Google sebagai  layanan default dalam browser Firefox setidaknya hingga 2023.

Dilansir dari The Verge, ZDNet melaporkan untuk kesepakatan itu Google akan membayar Mozila sekitar US$400 juta hingga US$450 juta per tahun. Disebutkan kesepakatan diharapkan dapat diumumkan ke publik sebelum Desember 2020 mendatang.

Mozila Firefox merupakan pesaing utama mesin perambah Google, Chrome. Kesepakatan ini diharapkan mendatangkan kestabilan bagi bisnis perusahaan dalam jangka pendek. Pasalnya setelah 2023 perusahaan harus menentukan langkah selanjutnya terkait bisnis perambahan seiring makin menguatnya posisi Chrome.

“Kemitraan penelusuran Mozilla dengan Google sedang berlangsung, dengan Google sebagai penyedia penelusuran default di peramban Firefox di banyak tempat di seluruh dunia. Kami barus aja memperpanjang kemitraan dan hubungannya tidak berubah,” ujar juru bicara Mozilla Justin O'Kelly dalam email ke The Verge, seperti yang dikutip Bisnis, Minggu, (16/8)

Saat yang sama, perusahaan mengumumkan kondisi bisnis sedang tidak baik-baik saja. Mozilla mengumumkan rencana untuk memberhentikan 250 karyawan, yang mewakili sekitar seperempat tenaga kerjanya.

CEO Mozilla Mitchell Baker menulis dalam sebuah unggahan blog menyebutkan pandemi virus corona telah secara signifikan menekan pendapatan perusahaan.

Adapun dalam unggahan blog yang mengumumkan perubahan tersebut, Baker menulis perusahaan akan fokus pada membangun produk baru yang disukai dan ingin digunakan orang, memperbarui fokusnya pada komunitas dan mengidentifikasi aliran pendapatan baru.

Mozilla juga memberhentikan sekitar 70 orang pada Januari 2020.

Saat ini, sebagian besar pendapatan Mozilla berasal dari perusahaan mesin pencarian seperti Google, serta Yandex di Rusia dan Baidu di China, yang membayar agar mesin telusur mereka menjadi opsi default di Firefox.n karena Mozilla baru saja mengumumkan rencana untuk memberhentikan 250 karyawan, yang mewakili sekitar seperempat tenaga kerjanya.

CEO Mozilla Mitchell Baker menulis dalam sebuah unggahan blog bahwa pandemi virus corona telah secara signifikan memengaruhi pendapatan perusahaan mereka.

Adapun dalam unggahan blog yang mengumumkan perubahan tersebut, Baker menulis perusahaan akan fokus pada membangun produk baru yang disukai dan ingin digunakan orang, memperbarui fokusnya pada komunitas dan mengidentifikasi aliran pendapatan baru.

Mozilla juga memberhentikan sekitar 70 orang pada Januari 2020. Sebagian besar pendapatan Mozilla berasal dari perusahaan mesin pencarian seperti Google, serta Yandex di Rusia dan Baidu di China, yang membayar agar mesin telusur mereka menjadi opsi default di Firefox.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper