Bisnis.com, JAKARTA - Xiaomi baru saja merayakan hari jadinya yang ke-10, di Tanah Air. Dalam kurun waktu tersebut, perusahaan asal China itu sukses menjadi salah satu pabrikan ponsel pintar yang patut diperhitungkan di dunia.
Indonesia menjadi salah satu negara yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap kesukesesan Xiaomi. Tahun lalu, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Canalys Xiaomi sukses menyalip Samsung yang selama ini memimpin penjualan ponsel pintar di Indonesia.
Xiaomi hadir secara resmi di Indonesia pada 2014 melalui ponsel pintar Redmi 1S. Walaupun terhitung sebagai anak bawang, Xiaomi berhasil menggebrak pasar lewat ponsel yang dijual dengan harga Rp1,499 juta itu.
Harga yang ditawarkan oleh Xiaomi kala itu membuat sebagian orang tercengang. Bagaimana tidak, pabrikan lain yang menghadirkan ponsel pintar dengan spesifikasi mirip dengan Redmi 1S membanderol produknya dengan harga nyaris dua kali lipatnya.
Spesfikasi Redmi 1S untuk ukuran saat itu tidak bisa dianggap remeh. Ponsel tersebut menyematkan chipset Snapdragon 400 dengan RAM 1GB dan penyimpanan internal 8GB.
Layaknya ponsel saat itu, Redmi 1S mendukung jaringan HSDPA dan menggunakan sistem operasi Android 4.3 (Jellybean) dengan tampilan antarmuka MIUI 9.
Ponsel tersebut juga sudah mendukung penggunaan dua kartu SIM dan layar IPS LCD-nya yang berukuran 4,7 inci sudah menggunakan lapisan Asahi Dragontrail Glass. Belum lagi dukungan USB On The GO (OTG) yang kala itu hanya ada di ponsel flagship saja.
Sementara itu, kamera utamanya memiliki resolusi 8MP yang dapat digunkan untuk merekam video hingga resolusi Full HD 1080p @30fps. Kamera depannya memiliki resolusi 1,6MP dengan kemampuan perekaman video beresolusi HD 720p @30fps.
Fitur-fitur lainnya yang juga dihadirkan oleh Redmi 1S adalah Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, hotspot, Bluetooth 4.0 A2DLP, GPS dengan A-GPS dan GLONASS,dan radio FM.
Seluruh fitur yang dihadirkan oleh Redmi 1S didukung oleh baterai berkapasitas 2.000 mAh yang bisa dilepas dan sensor-sensor seperti accelerometer, gyro, proximity, serta kompas.
Selain spesifikasinya, cara penjualan juga menjadi salah satu pendongkrak kesuksesan Redmi 1S di Indonesia. Pada awal penjualannya ponsel tersebut hanya dijual secara terbatas melalui platform dagang el Lazada saja sekali dalam sepekan pada jam tertentu.
Penjualan ponsel tersebut bahkan berhasil membuat peladen (server) milik Lazada mengalami gangguan pada September 2014. Peminat yang membludak tanpa diimbangi oleh kemampuan bandwith yang memadai serta keterbatasan stok menjadi biang keroknya.
Setiap sesi penjualan dibuka ponsel tersebut selalu ludes dalam hitungan menit. Tak jarang mereka yang mendapatkan ponsel tersebut di Lazada menjualnya kembali di media sosial atau situs jual beli dengan selisih harga lumayan tinggi.
Nyatanya, ponsel tersebut tetap saja laku karena banyak orang yang kala itu ingin memilikinya dan sudah menyerah karena berkali-kali gagal mendapatkannya di Lazada.
Seiring berjalannya waktu, produk-produk baru Xiaomi terus diluncurkan. Penjualannya juga tak lagi sepenuhnya mengandalkan cara ala "hunger games " itu.
Toko resmi Xiaomi (Mi Authorized Store) bertebaran di sejumlah pusat perbelanjaan. Pun jaringan ritel modern elektronik maupun toko-toko tradisional juga ikut menjual produk tersebut.
Walaupun demikian, menurut Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse ada satu hal yang tidak berubah dan hanya ada di Xiaomi. Xiaomi berjanji untuk tidak mengambil lebih dari 5 persen keuntungan dari penjualan perangkatnya.
"Meskipun hanya mengambil keuntungan 5 persen, Xiaomi mampu memberikan
fitur-fitur terbaik di kelasnya dan menggunakan komponen-komponen berkualitas tinggi," katanya beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, Alvin menyebut pihaknya sering mengadakan proses pembongkaran produk-produk agar publik dapat melihat komponen bagian dalam produk yang berkualitas dan terbaik di kelasnya.