Donald Trump Targetkan WeChat, Jembatan Digital China Terancam Runtuh

Krizia Putri Kinanti
Sabtu, 8 Agustus 2020 | 09:07 WIB
Ilustrasi - Aplikasi Wechat. Bloomberg/ Andrew Harrer
Ilustrasi - Aplikasi Wechat. Bloomberg/ Andrew Harrer
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di China, WeChat melakukan lebih dari yang seharusnya dilakukan oleh aplikasi apa pun. Pengguna memanfaatkan WeChat untuk berbicara, berbelanja, berbagi foto, membayar tagihan, mendapatkan berita, dan mengirim uang.

Dengan sebagian besar internet China ada di balik dinding filter dan sensor, aplikasi segalanya di negara itu juga merupakan salah satu dari sedikit jembatan digital yang menghubungkan China ke seluruh dunia.

Jarak bisa dilipat, begitu juga informasi-informasi terkini. Bagi pelajar yang berada di luar China, inilah cara mereka berbicara dengan keluarga, imigran mengikuti kerabat dan banyak diaspora China bertukar meme, gosip dan video. Sayangnya, sekarang jembatan itu terancam runtuh.

Dikutip dari Straitstimes.com, Sabtu (8/8/2020), Pemerintahan Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang dapat menarik aplikasi paling penting China dari Apple dan Google store di seluruh dunia dan mencegah perusahaan AS melakukan bisnis dengan perusahaan induknya, Tencent.

Jika diterapkan dengan kuat saat diberlakukan dalam 45 hari, perintah itu akan membidik produk internet paling inovatif di China, yang digunakan 1,2 miliar orang setiap bulan. Larangan efektif pada aplikasi di Amerika Serikat akan mempersingkat jutaan percakapan antara investor, mitra bisnis, anggota keluarga, dan teman.

Ancaman itu sendiri kemungkinan akan memulai babak baru dalam kebuntuan yang semakin mendalam antara China dan Amerika Serikat mengenai masa depan teknologi.

Bersamaan dengan perintah terhadap aplikasi video TikTok milik China, langkah melawan WeChat menandai pergeseran dalam pendekatan AS ke Great Firewall, yang selama bertahun-tahun telah menahan perusahaan seperti Facebook dan Google untuk beroperasi di China.

Di China, aplikasi tersebut sangat disensor dan dipantau oleh pasukan polisi internet yang baru diberdayakan. Di luar perbatasan China, aplikasi tersebut telah menjadi saluran utama penyebaran propaganda Beijing.

Pasukan keamanan China juga secara teratur menggunakan WeChat untuk mengintimidasi dan membungkam anggota diaspora China, termasuk minoritas Uighur yang berupaya meningkatkan kesadaran akan tindakan keras di tanah air mereka di China barat.

"Sisi negatif dari perintah eksekutif ini adalah mengatasi masalah ini dengan mengambil langkah-langkah yang juga mempersulit komunikasi langsung dengan orang biasa di China. Ini menempatkan kebijakan pemerintahan ini dalam konflik dengan salah satu tujuan yang dinyatakannya: untuk menjaga keterbukaan dan hubungan persahabatan dengan rakyat China" kata Sheena Greitens, seorang guru besar di University of Texas di Austin.

Meskipun WeChat dan pemiliknya telah lama menghadapi perbedaan yang memisahkan internet China dari dunia, mereka jarang berada di bawah pengawasan langsung seperti itu dari Amerika Serikat.

Dibuat sebagai gagasan peniru dari seorang insinyur Tencent, Allen Zhang, WeChat sebagian besar gagal menarik perhatian di pasar luar negeri, bahkan ketika perusahaan menghabiskan ratusan juta dolar pemasaran untuk bersaing dengan WhatsApp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper