Tekanan Menguat, Pertumbuhan Pengguna Snap Melambat

Iim Fathimah Timorria
Rabu, 22 Juli 2020 | 15:24 WIB
Snapchat/snapchat.com
Snapchat/snapchat.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan pengguna Snap Inc. meleset dari target pada kuartal II/2020 dan memutuskan untuk tidak memberikan proyeksi apapun saat ini.

Perusahaan yang memiliki media sosial Snapchat ini menyatakan keuntungan dari kenaikan pengguna saat pandemi Covid-19 mulai melanda telah mencatatkan penurunan.

Meski kinerja pendapatan melampui estimasi para analis dan kemungkinan bakal berlanjut pada kuartal mendatang, Snap tidak menjanjikan apapun.

Snap juga menyebutkan penjualan iklan yang biasanya mendongkrak pendapatan iklan misalnya gim olahraga, rilis film terbaru, dan kembalinya aktivitas berbelanja tak bisa diandalkan. Saham Snap langsung melorot 6 persen pada perdagangan terakhir.

“Ketika kebijakan tinggal di rumah berlaku luas, semua orang ingin tetap terhubung dan tetap terhibur, kami melihat adanya peningkatan pengguna harian. Tetapi kenaikan ini ternyata juga dengan cepat berlalu, lebih cepat dari apa yang kami perkirakan,” kata Chief Financial Officer Derek Andersen, dikutip dari Bloomberg, Selasa (22/7/2020).

Berdasarkan keterangan resminya, pengguna aktif harian pada Juni 2020 tumbuh 17 persen menjadi 238 juta, lebih rendah ketimbang estimasi sekitar 239 juta. Saham perusahaan yang berbasis di California turun US$21,3 ketika kinerja Snap diumumkan.

“Pasar saham tidak lagi menghargai kinerja pendapatan atau laba, tetapi lebih ke pengguna. Investor tidak menyukai pertumbuhan yang lambat,” tekan analis Wedbush Securities, Michael Pachter.

Kinerja kali ini tentu saja menjadi penentu arah terhadap industry media sosial, dimana Snap berkompetisi ketat dengan Facebook Inc. dan Twitter Inc. dari pendapatan iklan. Twitter dan Facebook belum mengumumkan kinerjanya pada kuartal II/2020, tetapi keduanya sempat menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah memangkas pendapatan iklan.

Di sisi lain, Facebook juga tengah mendapatkan tekanan akibat meluasnya boikot dari pengiklan terkait kebijakan perusahaan yang tidak tegas dalam menangani ujaran kebencian dan berita palsu.

Dalam hal ini, aplikasi Snap yang populer di kalangan anak muda saat ini menghadapi tekanan lebih rendah dibandingkan kompetitornya.

Snap mampu menarik pendapatan iklan senilai US$454,2 juta pada kuartal II/2020 atau naik 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, analis memperkirakan pendapatan iklan bakal bergerak sekitar US$441,6 juta.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper