Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Uni Emirat Arab menunda peluncuran misi ke Mars yang seharusnya dilakukan pada Rabu 15 Juli 2020, pukul 00.51 waktu setempat atau Rabu pukul 03.51 WIB. Cuaca buruk menghambat rencana tersebut hingga diputuskan penundaan sampai Jumat 17 Juli 2020.
Peluncuran rencananya dilakukan dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima, Jepang. Dengan menumpang roket H-2A buatan Mitsubishi, Jepang, misi oleh UEA ini akan membawa wahana satelit yang diberi nama Hope atau Al Amal dalam bahasa Arab.
Al Amal akan mengemban misi mengorbit Mars selama 687 hari—satu tahun penuh waktu Mars—dan mengirim data atmosfer di Planet Merah tersebut.
Hingga sebelum penundaan karena cuaca buruk hari ini, UEA berharap supaya satelit bisa sampai di orbitnya di Mars, setelah penerbangan sejauh hampir 500 juta kilometer selama 7 bulan, bertepatan dengan Hari Jadi Ke-50 UEA pada Februari 2021.
"Misi luar angkasa UEA, yang juga jadi misi lintas planet pertama di negara-negara Arab, akan diluncurkan pada Jumat, 17 Juli 2020 pada pukul 00:43 waktu UAE dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima," bunyi pernyataan Kantor Komunikasi UEA lewat media sosial Twitter.
Sejauh ini ada delapan misi aktif yang menjelajahi Planet Mars. Beberapa di antaranya mengorbit di planet dan ada juga yang berada di permukaan Mars.
Selain dari UEA, China dan Amerika Serikat akan mengirim dua misi ke Mars dalam jendela peluncuran yang sama, Juli—Agustus ini.
UEA, salah satu negara pengekspor minyak, pertama kali mengumumkan misi ke Mars pada 2014 sebagai upaya menggeluti bidang selain industri hidrokarbon.
Hazza al-Mansouri merupakan warga UEA pertama yang pergi ke luar angkasa, yakni Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), pada 2019 menumpang pesawat ulang-alik.
Satelit Al Amal dikembangkan oleh Pusat Luar Angkasa Mohammed Bin Rashid (MBRSC) di Dubai bersama dengan para ilmuwan negara itu dan sejumlah ahli luar angkasa Amerika Serikat.
Pemerintah UEA pada 2017 lalu juga telah mengumumkan misi ambisius membangun permukiman di Planet Mars.