Pemerataan Jaringan Internet 3T Belum Optimal

Akbar Evandio
Minggu, 5 Juli 2020 | 21:07 WIB
Warga menggunakan layanan internet di salah satu warung milik Mitra Net1 di Desa Telogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Warga menggunakan layanan internet di salah satu warung milik Mitra Net1 di Desa Telogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA –- Peran Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendorong para operator telekomunikasi dalam pembangunan infrastruktur internet dan seluler untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dinilai masih kurang.

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi berpendapat peran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih harus didorong untuk menyelesaikan tugasnya karena menurutnya belum optimal.

“Menkominfo Johnny G Plate harus bekerja extraordinary menyediakan layanan internet cepat ke seluruh desa/kelurahan yang ada di Indonesia. Apalagi ke depan pembelajaran dari rumah atau daring akan lebih dikedepankan menyusul pandemi covid-19 yang belum tuntas,” jelasnya ketika dihubungi Bisnis, MInggu (5/7/2020).

Menurutnya, pemerataan hanya akan mejadi ilusi bila Menkominfo tidak memiliki gebrakan dan hanya mereplikasi kebijakan Menkominfo sebelumnya. Sebab, dia melihat bahwa pada era Menkominfo sebelumnya, infrastruktur telekomunikasi masih kurang diperhatikan.

“Masukan publik soal Palapa Ring yang masih memerlukan penambahan jaringan backhaul dan akses diabaikan. Dan kesenjangan infratruktur akhirnya terbukti di saat pandemi ini bahwa jaringan masih belum merata dan kecepatan internet kita belum mendukung school from home dan work from home,” tuturnya.

Adapun Heru menyarankan bahwa langkah konkret saat ini yang perlu dilakukan adalah percepatan pembangunan backhaul dan akses dari Palapa Ring, lalu mengadopsi 5G, dan membangun infrastruktur di wilayah 3T.

Sementara itu, pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Joseph Matheus Edward melihat bahwa peranan operator dalam pembangunan infrastruktur internet dan seluler untuk wilayah 3T sudah sesuai jalur.

“Langkah operator dalam kontribusi USO saat ini sudah tepat dan pemerintah menggunakan dana USO tersebut, menggandeng operator untuk membangun daerah 3T dengan teknologi yang tepat sehingga layak secara ekosistem dan bisnis, sehingga layanan internet dan seluler dapat dinikmati masyarakat 3T dalam rangka pemerataan digital,” terangnya.

Data Kominfo 2020 menunjukkan infrastruktur 4G yang telah dibangun telah mencapai 9.622 desa/kelurahan dari 11.228 desa di daerah 3T yang sudah memiliki jaringan 4G.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunkasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli menjelaskan bahwa total ada 11.228 desa yang diklaim telah terselimuti jaringan 4G.

"Tepatnya sebanyak 11.228 dari 20.341 desa yang ter-cover dari 70 ribu desa. Adapun,11 ribu sisanya ada di 3T," ujarnya.

Ramli mengatakan, dari 83.218 desa/kelurahan di seluruh Indonesia, saat ini yang sudah terjangkau jaringan 4G sebanyak 70.670 desa, termasuk di dalamnya wilayah 3T. Sementara itu, dari 20.341 desa di wilayah 3T, masih ada 9.113 desa lainnya yang belum terselimuti jaringan 4G.

Selanjutnya, Ramli mengatakan Kemkominfo terus mewujudkan pemerataan akses internet. Pada wilayah yang sudah terselimuti jaringan 4G, pemerintah juga memastikan kualitas layanannya.

"Jadi, pemerintah sudah melakukan bersama-sama dengan operator, tidak hanya membangun daerah-daerah yang non-3T, tetapi juga yang 3T," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper