Bisnis.com, JAKARTA – Para peneliti di Amerika Serikat menemukan fakta bahwa pria memang lebih cerdas daripada wanita dalam dunia kerja.
Melansir dari Insider, Jumat (3/7/2020), para peneliti yang mempublikasikan penelitiannya dalam Journal of Experimental Social Psycholog, melakukam survei yang melibatkan lebih dari 3.000 orang responden di 78 negara, termasuk anak-anak Amerika antara usia 9 dan 10 tahun.
Salah satu pertanyaan yang diajukan mengaitkan lebih brilian mana antara perempuan dan laki-laki.
Banyak dari peserta tidak akan langsung mengkategorikan pria dengan kecemerlangan, tetapi secara bias implisit, 70 hingga 75 persen responden menyatakan laki-laki lebih unggul atau lebih hebat daripada perempuan.
"Jika orang mengasosiasikan sifat-sifat ini yang mereka anggap penting untuk kesuksesan dengan pria lebih dari wanita, maka secara potensial, mereka cenderung memberi peluang wanita untuk berhasil dalam bidang ini," ujar penulis studi Andrei Cimpian dari associate professor di psikologi New York University.
Dalam beberapa tahun terakhir, laboratorium Cimpian telah mendedikasikan dirinya untuk menyelidiki alasan mengapa wanita kurang terwakili dalam bidang-bidang tertentu, seperti sains, teknologi, teknik dan matematika, di mana sifat-sifat seperti kecemerlangan dihargai.
Subjek seperti ini rumit untuk diteliti, sementara stereotip gender pernah diterima secara luas, kebanyakan orang sekarang waspada untuk secara langsung mengartikulasikannya.
Ketika Cimpian dan timnya bertanya kepada 3.618 peserta, apakah laki-laki lebih pintar daripada perempuan, banyak peserta mengatakan mereka tidak setuju. Jadi Cimpian dan para peneliti menggunakan Tes Asosiasi Implisit untuk mendapatkan pandangan peserta.
Tes ini meminta orang untuk mengurutkan rangsangan, seperti foto seorang wanita atau pria, ke dalam kategori secepat mungkin. Penyortiran dilakukan dengan menekan huruf E atau I di keyboard, dan kategorinya bisa "pria" dan "brilian," atau "wanita" dan "brilian."
Tes ini mengukur bagaimana peserta secara naluriah memilah orang ke dalam kategori, untuk melihat secara otomatis siapa yang mengelompokkan sifat-sifat itu dan seberapa cepat itu terjadi.
"Fakta bahwa ini adalah asosiasi implisit. Orang-orang mungkin bahkan tidak menyadari fakta bahwa mereka memiliki asosiasi ini, jadi mereka mungkin memberi lebih banyak kesempatan kepada pria dan mengevaluasi kinerja pria secara lebih positif tanpa menyadari apa yang mereka lakukan," tutur Cimpian.
Data menunjukkan bahwa perempuan masih kurang terwakili di bidang sains, teknologi, teknik, matematika, dan kedokteran. Satu studi pada 2016 menemukan bahwa siswa lebih sering menggunakan istilah brilian dan jenius untuk menggambarkan profesor pria daripada profesor wanita, sementara studi 2018 menemukan bahwa orang cenderung merujuk lebih banyak pria daripada wanita ke pekerjaan yang membutuhkan kemampuan intelektual tinggi.
Satu studi tahun 2019 menemukan bahwa anak berusia lima dan enam tahun cenderung memilih foto pria daripada wanita ketika diminta untuk memilih foto seseorang yang benar-benar cerdas. Penelitian 2018 lain meminta anak-anak untuk memilih rekan tim potensial yang benar-benar cerdas untuk permainan. Mereka secara konsisten memilih anak laki-laki.
"Kami mencoba memahami apa itu tentang karir yang sangat bergengsi ini, di mana orang berpikir bahwa Anda harus super pintar untuk sukses, yang membuat lingkungan bidang ini kurang ramah terhadap wanita," kata Cimpian.
Dia menambahkan ada stereotip yang lebih mengaitkan pria daripada wanita dengan kualitas-kualitas ini, yang kemungkinan menjadi penghambat kesuksesan bagi wanita.