Tips Agar Internet Tidak Lemot Saat WFH

Dewi Andriani
Selasa, 30 Juni 2020 | 09:25 WIB
Pemilihan router yang tepat menjadi penting dalam mendukung teknologi, spesifikasi dan fitur yang mendukung layanan internet./istimewa
Pemilihan router yang tepat menjadi penting dalam mendukung teknologi, spesifikasi dan fitur yang mendukung layanan internet./istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Saat ini, internet seolah telah menjadi kebutuhan pokok hampir seluruh masyarakat khususnya saat work from home (WFH). Sebab hampir semua aktivitas bergantung pada internet. Namun, seringkali internet yang digunakan lemot.

Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari infrastruktur internet itu sendiri, interferensi jaringan, penggunaan data, traffic yang tinggi, faktor pemilihan perangkat dan kerusakan perangkat, hingga adanya faktor pengganggu di dalam ruangan dan lainnya.

Saat kondisi sedang lemot, tak sedikit yang mulai mengutak-atik pengaturan pada handphone maupun laptop seperti mencabut dan memasang kembali kartu SIM, mode pesawat, mematikan jaringan sementara, mengubah pengaturan DNS, rutin me-reboot/ restart perangkat router dan berbagai solusi lainnya.

Dalam beberapa kasus seperti adanya interferensi sinyal wireless memang butuh restart, tapi umumnya lambatnya kecepatan akses sebenarnya dipicu oleh faktor lain, sehingga trik seperti itu kurang membawa dampak yang berarti.

Selain itu, masih banyak yang menganggap perangkat jaringan adalah satu kesatuan dengan layanan internet atau layanan Internet Service Provider (ISP). Padahal, perangkat jaringan dan layanan internet merupakan dua hal yang berbeda tetapi memang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain.

Supaya koneksi internet tidak lemot, maka penting memilih router yang tepat karena perannya yang penting dalam mendukung teknologi, spesifikasi dan fitur yang mendukung layanan internetnya. Selain itu, ada beberapa tips yang dapat diikuti agar koneksi internet tetap stabil, seperti yang disampaikan oleh TP-Link Indonesia, perusahaan penyedia perangkat jaringan.

1. Perhitungkan Jumlah Bandwidth yang tersedia

Agar penggunaannya mencukupi, perhitungkan jumlah bandwidth yang tersedia dengan jumlah perangkat yang akan menggunakan bandwidth tersebut. Rendahnya kecepatan akses internet dari ISP yang tidak sebanding dengan jumlah perangkat yang terhubung.

Sebagai contoh, penggunaan paket internet 10 mbps yang dibagi untuk 10 perangkat dimana secara teori setiap perangkat akan mendapatkan kecepatan internet sebesar 1 Mbps.

Jika kecepatan akses internet tidak lebih dari 50 Mbps maka user dapat menggunakan perangkat yang memiliki port WAN dengan rating fast ethernet (100 Mbps) tetapi jika kecepatan akses internet user sudah berada di atas nilai tersebut maka sebaiknya menggunakan perangkat yang memiliki port WAN dengan rating gigabit ethernet (1000 Mbps). Hal ini penting untuk memastikan tidak terjadi bottleneck yang mengakibatkan tidak optimalnya penyaluran bandwidth dari ISP ke gateway.

2. Perhatikan Penggunaan Perangkat Jaringan, Jangan Salah

Penggunaan perangkat jaringan yang tidak sesuai karena tidak memperhatikan kebutuhan dasar pengguna. Contohnya, penggunaan router entry level untuk kegiatan bisnis atau perkantoran yang sudah tentu jumlah perangkat yang tersambung akan jauh lebih banyak melebihi spesifikasi hardware perangkat tersebut.

3. Pilih Perangkat yang Mendukung

Pilih perangkat router yang mendukung dual band 2.4 GHz dan 5GHz agar performa lebih maksimal. Rata-rata router TP-Link memiliki kemampuan band steering otomatis yang membagi perangkat sesuai dengan band-nya secara otomatis. Hal ini akan mempengaruhi performa mengingat sekarang juga sudah banyak perangkat yang mendukung dual band.

4. Pelajari Topologi Penempatan Router

Hal lain, pelajari topologi penempatan router yang optimal. Bahan-bahan di kantor seperti aluminium termasuk letak router bisa mempengaruhi kinerja router itu menjadi lebih buruk? Benar sekali, karena wireless dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik melalui udara maka halangan fisik dengan tingkat densitas tertentu akan melemahkan tingkat kekuatan sinyal sehingga faktor peletakan perangkat harus diperhatikan.

Rules dasarnya adalah memastikan perangkat diletakan di tengah ruangan dengan posisi berada pada ketinggian yang cukup agar tercipta kondisi line of sight antara pemancar dengan perangkat penerima tanpa ada halangan fisik.

5. Gunakan Perangkat Router yang Sesuai

Sebenarnya yang menjadi acuan kita dalam memilih router adalah aktivitas internet bukan jumlah user-nya. Meski begitu, Untuk aktivitas online ringan seperti browsing, bermain social media, download dan chatting dapat menggunakan router entry level seperti TL-WR840N.

Namun, jika kebutuhan online seperti online gaming dan streaming yang tersambung sudah berada di atas nilai 10 hingga maksimal 20, maka disarankan untuk menggunakan perangkat router mid-high yang memiliki kemampuan dual band seperti produk Archer/Deco.

Untuk pengguna dengan luas area kecil dapat menggunakan router kelas basic/entry dengan memperhatikan batasan jumlah user dan kecepatan akses yang dimiliki.

Untuk area yang cukup luas dengan dinding tebal dapat menggunakan router high power seperti TL-WR841HP dan Archer C58HP atau kombinasi router dengan extender seperti Archer C60 dan RE450. Sedangkan bila menginginkan all in one solution untuk area luas dengan aktivitas online yang cukup banyak dan berat anda dapat menggunakan Mesh Router seperti Deco E4 dan Deco M5. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper