Bisnis.com, JAKARTA – Dua Super-Earth telah ditemukan mengorbit di salah satu bintang kerdil paling terang di langit, GJ 887 yang berukuran setengah dari Matahari dan berjarak hanya 11 tahun cahaya dari Bumi.
Dilansir dari Metro UK, Senin (29/6) bintang kerdil merah seperti GJ 887 memiliki suhu permukaan rendah, yang membuatnya kurang bercahaya dibandingkan dengan bintang seperti Matahari, dan seringkali sulit dideteksi.
Akan tetapi, bintang-bintang kerdil ini lebih dingin dari bintang lainnya, yang berarti termasuk dalam zona layak huni – pita orbital di mana suhu cukup ringan untuk memungkinkan adanya air di permukaan.
Planet-planet yang baru diketahui itu disebut dengan GJ 887b dan GJ 887c, ditemukan menggunakan instrumen yang menemukan planet dengan presisi tinggi melalui teleskop 3,6 meter European Southern Observatory di La Silla, Chilli.
Keduanya diyakini sebagai Super-Earth, yakni planet yang memiliki massa lebih tinggi dari Bumi, tetapi jauh di bawah ukuran planet raksasa seperti Uranus atau Neptunus.
Penemuan ini dilakukan oleh tim astronom internasional dari berbagai lembaga seperti University of Hertfordshire, The Open University, dan Queen Mary University of London.
Para ahli menggunakan teknik yang dikenal sebagai Doppler Wobble, yang memungkinkan mereka menemukan planet dengan mengukur interaksi gravitasi mereka dengan bintang GJ 887.
Sebagai sebuah planet yang mengorbit, GJ 887b dan GJ 887c menyebabkan bintang induknya sedikit ‘bergoyang’. Disini lah astronom dapat melihat tanda dari efek tersebut dalam cahaya yang dipancarkan oleh bintang.
Para peneliti percaya bahwa dua planet Super-Earth itu terletak dekat dengan tepi bagian dalam zona layak huni, tapi mungkin terlalu panas untuk mempertahankan air cair pada permukaannya.
Ilmuwan memperkirakan GJ 887c yang membutuhkan 21,8 hari untuk mengelilingi bintang inangnya, memiliki suhu permukaan yang mencapai hingga 70 derajat Celcius. Sementara GJ 887b berada lebih dekat dengan bintang inangnya dan suhunya akan lebih tinggi.
Mereka mengatakan GJ 887 kurang aktif dibandingkan dengan bintang kerdil lainnya, sehingga dunia yang baru ditemukan itu mungkin terhindar dari angin bintang yang kuat, material yang keluar dari bintang yang dapat mengikis atmosfer planet.
John Barnes, Astrofisikawan dari Open University mengatakan bahwa planet yang mengorbit GJ 887 memiliki pola orbit yang terkunci secara tidak ke bintang inangnya, membuat belahan planet yang sama selalu menghadap ke bintang.
“Untuk planet-planet yang mengorbit GJ 887, setengah dari planet-planetnya akan berada di siang hari abadi dan setengah lainnya berada di malam hari abadi. Jadi ada tempat lebih dingin di bagian planet yang lain,” katanya.
Para peneliti juga mendetiksi sinyal yang belum terkonfirmasi, meningkatkan harapan adanya planet ketika dengan orbit yang lebih sedang.
Barnes mengatakan bahwa jika pengamatan selanjutnya mengkonfirmasi hal tersebut, maka planet itu juga bisa jadi berada pada zona layak huni.