Ilmuwan AS Prediksi Manusia Bisa Hidup Abadi Mulai Tahun 2030

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 10 Juni 2025 | 12:45 WIB
Exoplanet/nasagov
Exoplanet/nasagov
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ilmuwan Amerika Serikat Ray Kurzweil memperkirakan manusia dapat mencapai keabadian pada tahun 2030.

Dia mengatakannNanobot dapat merevolusi pengobatan, akan memperbaiki sel dan membalikkan penuaan manusia. Kurzweil juga memperkirakan AI akan menyamai kecerdasan manusia pada tahun 2029.

Menurutnya, manusia dan mesin akan bergabung. Ini akan meningkatkan kemampuan manusia. Singularitas, periode perubahan teknologi yang cepat, dapat terjadi sekitar tahun 2045. 

Dilansir dari timesofindia, Kurzweil telah meramalkan bahwa pada tahun 2030, manusia dapat mencapai apa yang sebelumnya dianggap mustahil keabadian biologis. Pernyataan tersebut, meskipun luar biasa, bukanlah khayalan.

Sebaliknya, pernyataan tersebut didukung oleh kemajuan pesat disiplin ilmu utama seperti nanoteknologi, genetika, dan robotika. Kurzweil meramalkan bahwa masa depan kedokteran akan ditandai dengan munculnya mesin mikroskopis yang disebut nanobot. Robot kecil semacam ini akan membantu perjalanan dalam sistem peredaran darah manusia, terus-menerus memeriksa status tubuh, menyembuhkan sel-sel yang rusak, dan membalikkan tanda-tanda penuaan.

Jika terwujud, teknologi ini mungkin tidak hanya menyembuhkan penyakit sebelum muncul tetapi juga memulihkan tubuh manusia pada tingkat seluler, yang secara efektif menghentikan proses penuaan. Siapakah Ray Kurzweil? Ray Kurzweil tidak asing dengan dunia prediksi teknologi yang dramatis. Ia terkenal karena visinya dalam mengantisipasi arah inovasi digital. Sebagian besar prediksinya, yang dibuat bertahun-tahun lalu dan dianggap tidak mungkin pada saat itu, telah menjadi kenyataan dengan ketepatan yang mencengangkan. Ia terkenal meramalkan kemunculan internet, kecerdasan buatan, dan penggabungan biologi dan komputasi, terkadang puluhan tahun sebelum diterima secara luas.

Banyak orang yang percaya dengan ucapannya, karena hampir 86 persen dari 147 prediksinya terbukti benar. Pada tahun 1999, ia dianugerahi National Medal of Technology, penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Amerika kepada para inovatornya. Kredibilitasnya tidak hanya berasal dari keberhasilan profesionalnya, tetapi juga karena pendekatan langsungnya terhadap penelitian dan pengembangan teknologi canggih. Bagaimana AI dan pikiran manusia akan bergabung untuk mendefinisikan ulang kecerdasan pada tahun 2029

Bersamaan dengan transformasi biologis ini muncul evolusi kecerdasan buatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kurzweil berpikir AI akan mencapai tolok ukur krusialnya pada tahun 2029, ketika mesin akan memiliki kecerdasan tingkat manusia dan akan mampu lulus uji Turing—tolok ukur kemampuan mesin untuk mensimulasikan perilaku yang tidak dapat dibedakan dari manusia.

Ia memperkirakan bahwa manusia dan mesin tidak hanya akan hidup berdampingan, tetapi akan bersatu. Penggabungan kesadaran manusia dengan AI akan meningkatkan daya ingat, persepsi, dan pengambilan keputusan sehingga kemampuan manusia melampaui batas biologis alami. Kecerdasan manusia akan berkembang biak melebihi imajinasi sekitar tahun 2045

Inti dari ramalan Kurzweil adalah gagasan tentang Singularitas, sebuah titik waktu teoritis di masa depan di mana perkembangan teknologi melaju cepat hingga ke titik yang mengubah peradaban manusia secara radikal. Ia meramalkan transisi ini akan terjadi sekitar tahun 2045. Kecerdasan manusia akan meningkat satu miliar kali lipat saat kita mulai berintegrasi dengan penemuan kita sendiri. Integrasi ini akan menghasilkan jenis keberadaan baru di mana kesadaran tidak terbatas pada jaringan berbasis karbon tetapi dapat diunggah, ditambah, dan bahkan dibuat bertahan selamanya.

Kurzweil bukan satu-satunya yang membayangkan dunia seperti itu. Para inovator teknologi di seluruh dunia telah menyetujui pemikiran tersebut. Salah satunya adalah Masayoshi Son, CEO SoftBank, yang juga telah meramalkan munculnya mesin super-cerdas pada tahun 2047. Menurut Son, mesin-mesin itu akan belajar sendiri dan berpotensi memperoleh kecerdasan emosional yang dapat menggulingkan posisi manusia di puncak rantai intelektual. Penciptaan Pepper oleh SoftBank, sebuah robot humanoid dengan kemampuan untuk merasakan emosi manusia, adalah contoh bagaimana komputasi emosi sudah mulai merambah ke dalam kehidupan. Bagaimana terobosan AI terbaru membentuk kembali masyarakat dan meningkatkan kewaspadaan

Meskipun visi Kurzweil tentang keabadian didasarkan pada harapan akan kekuatan sains, visi tersebut mengangkat isu-isu etika dan filosofis yang sangat mendasar. Jika manusia tidak lagi menua dan mati secara alami, bagaimana masyarakat akan mengelola pertumbuhan populasi, distribusi sumber daya, dan keseimbangan ekonomi? Akankah keabadian hanya menjadi pilihan bagi orang kaya, atau akan menjadi hak yang dimiliki setiap orang? Dan, yang lebih mendasar, apa yang dilakukan persepsi kita tentang kehidupan, tujuan, dan warisan ketika kematian tidak lagi menjadi kenyataan yang tak terelakkan? Ini bukan hanya pertanyaan ilmiah—ini adalah isu budaya, etika, dan sangat manusiawi yang perlu kita persiapkan untuk dihadapi. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper