Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan keamanan siber global, McAfee melalui studi terbarunya menemukan adanya peningkatan hingga 50 persen dalam penggunaan komputasi awan di seluruh dunia.
Jonathan Tan, Managing Director Asia McAfee menjelaskan bahwa dalam studi McAfee berjudul Cloud Adoption & Risk Report – Work-from-Home Edition, ditemukan pula peningkatan dua kali lipat di lalu lintas komputasi awan dari perangkat yang tidak dikelola oleh perusahaan.
“Hal ini menyebabkan adanya rentan terhadap potensi kehilangan data. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah ancaman komputasi awan dari faktor eksternal yang meningkat 630 persen,” tuturnya lewat siaran persnya, Rabu, (24/6/2020).
Menurutnya, bagi perusahaan besar yang telah memiliki investasi keamanan siber, mungkin hal ini tidak menjadi ancaman substansial.
Namun, bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia yang belum berinvestasi secara memadai dalam proses transformasi digital, ini menjadi suatu kekhawatiran tersendiri dalam menjamin keberlangsungan bisnis mereka.
“Sebelum Covid-19, Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia telah membantu mempercepat proses transformasi digital dengan terus meningkatkan infrastruktur jaringan dan satelit untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi investasi ini tidak bisa membantu bisnis yang belum menjalankan transformasi digital,” jelasnya.
Selain itu, berdasarkan hasil survei IDC terhadap perusahaan Indonesia pada 2019, 45 persen perusahaan mengakui pentingnya mengukur keberhasilan transformasi digital dalam menentukan langkah perusahaan selanjutnya.
“Namun, transformasi digital adalah proses yang berkelanjutan, dan masih banyak yang harus dilakukan. Bagaimana bisnis-bisnis dapat memastikan bahwa mereka dapat mengatasi ancaman serangan siber saat dan setelah pandemi, dalam kondisi lingkungan bisnis yang berubah sangat cepat?" katanya.