Yuk, Cek Keamanan Aplikasi Video yang Sering Anda Gunakan

Dewi Andriani
Rabu, 17 Juni 2020 | 16:15 WIB
Zoommeeting. /ANTARA
Zoommeeting. /ANTARA
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi panggilan video menjadi bagian yang sangat penting dalam berbagai aktivitas masyarakat saat ini. Meskipun ‘new normal’ telah dilaksanakan, panggilan video masih menjadi alternatif terbaik saat akan melaksanakan rapat bisnis, homeschooling, berkonsultasi dengan dokter, serta mengobrol dengan teman.

Namun satu hal yang harus diperhatikan adalah seberapa terpercayanya teknologi ini dalam menjaga keamanan data. Terlepas dari meningkatnya kesadaran mengenai keamanan perangkat-perangkat yang terhubung dengan internet, nyatanya masih banyak masyarakat yang tak terlalu memperhatikan keamanan aplikasi panggilan video.

Mozilla bekerja sama dengan Consumer International dan Internet Society membentuk Lima Standar Keamanan Minimum (Five Minimum Security Standards) untuk mencari tahu apakah data pribadi pengguna akan aman atau justru malah dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Standar keamanan tersebut mengharuskan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam produksi perangkat terhubung Internet, memenuhi keamanan privasi pengguna. Persyaratan yang wajib dipenuhi aplikasi sesuai standar meliputi enkripsi, pembaruan keamanan (Security Updates), persyaratan kata sandi yang kuat (Strong Passwords), pengelolaan kerentanan (Vulnerability Management), dan praktik-praktik terbaik untuk privasi data (Privacy Practices).

Selanjutnya, peneliti-peneliti Mozilla menelusuri 15 aplikasi untuk mendapatkan informasi mengenai privasi dan keamanan.

Secara total, terdapat 12 aplikasi yang memenuhi Standar Keamanan Minimum Mozilla, termasuk Zoom, Google Duo/Hangouts Meet, Apple FaceTime, Skype, Facebook Messenger, WhatsApp, Jitsi Meet, Signal, Microsoft Teams, BlueJeans, GoTo Meeting, dan Cisco WebEx.

Sementara itu, terdapat tiga produk yang tidak memenuhi Standar Keamanan Minimum Mozilla, yaitu: Houseparty, Discord, and Doxy.me.

Standar Keamanan Minimum merupakan salah satu dari yang Mozilla temukan. Berikut temuan lainnya dari penelitian yang dilakukan Mozilla:

1. Persaingan sengit di ranah aplikasi panggilan video

Zoom pernah dikritik karena lemahnya keamanan dan privasi, bahkan sempat menjadi berita utama di seluruh dunia. Untuk menghadapi ketatnya persaingan karena banyak opsi aplikasi panggilan video lainnya, Zoom kemudian bertindak cepat mengatasi masalah tersebut.

Hal lain dalam persaingan aplikasi panggilan video ini adalah ketika ada perusahaan menambahkan fitur yang sangat disukai banyak pengguna, perusahaan lain dengan cepat menambahkan fitur serupa ke dalam aplikasi buatannya.

Seperti Zoom dan Google Hangouts yang mempopulerkan fitur ‘one-click links’ untuk bergabung ke dalam meeting room. Skype baru-baru ini pun menambahkan fitur yang sama. Hal ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan dalam industri aplikasi panggilan video, mulai dari fitur-fitur hingga kebijakannya.

2. Semua aplikasi menerapkan enkripsi dengan bentuk tertentu, tetapi tidak semua aspek keamanannya sama

Tidak semua aplikasi menggunakan enkripsi end-to-end. Fitur ini berfungsi sebagai keamanan aplikasi sehingga hanya mereka yang menjadi bagian dari percakapan yang dapat mengakses konten percakapan tersebut.

Aplikasi lainnya ada yang menggunakan enkripsi client-to-server, serupa dengan yang diterapkan browser internet Anda saat mengakses situs web HTTPS. Saat data bergerak dari satu titik ke titik lainnya, data tersebut tidak dapat dibaca. Meskipun tidak seperti enkripsi end-to-end, setelah data sampai di server perusahaan, barulah data tersebut dapat dibaca.

3. Aplikasi panggilan video untuk keperluan bisnis dilengkapi dengan serangkaian fitur yang berbeda dari aplikasi panggilan video untuk keperluan sehari-hari

Aplikasi panggilan video seperti FaceTime, Google Duo, Signal, dan Houseparty memiliki serangkaian fitur aplikasi chatting dan panggilan video dengan kemudahan penggunaan. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan aplikasi panggilan video yang diperuntukan bagi keperluan bisnis seperti Zoom, BlueJeans, GoToMeeting, Microsoft Teams, dan Cisco Webex.

Pengguna yang lebih menyukai sesuatu yang sederhana mungkin tidak akan terlalu cocok dengan aplikasi-aplikasi untuk bisnis tersebut, melainkan mereka akan menggunakan aplikasi panggilan video yang lebih umum dipakai orang.

Untuk pengguna aplikasi bisnis yang menginginkan serangkaian fitur lebih lengkap dan mampu berlangganan akun premium, mungkin akan memilih aplikasi yang memang difokuskan untuk memenuhi keperluan bisnis.

4. Ada berbagai macam bentuk risiko pada aplikasi panggilan video

Walaupun Facebook tidak menggunakan isi pesan yang dikirimkan sebagai target iklan, tetapi Facebook tetap mengumpulkan banyak informasi pribadi pengguna, serta informasi mengenai kontak Anda.

Selain itu, Whatsapp yang dikenal sebagai aplikasi chatting dan panggilan video, juga tidak lepas dari risiko keamanan. Whatsapp memiliki nilai lebih karena menggunakan enkripsi end-to-end pada setiap pesan dan panggilan pengguna.

Namun sayangnya, sangat banyak informasi salah yang beredar melalui aplikasi ini. Terutama pada masa pandemi seperti saat ini, berita konspirasi dan palsu banyak tersebar melalui Whatsapp.

Lebih jauh lagi, selain hasil penelitian mengejutkan di atas, Mozilla juga menemukan hasil penelitian positif. Mozilla menemukan bahwa 15 aplikasi tersebut memiliki fitur perekam yang terpasang tetap (built-in) sehingga memungkinkan peserta panggilan mengetahui jika mereka sedang direkam.

Selain itu, mayoritas aplikasi tersebut memiliki kemampuan untuk mengatur panggilan video, sehingga mampu meminimalisir kejadian yang tidak disengaja dan tidak bertanggung jawab.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper