Bisnis.com, JAKARTA -- Pengadilan India akan memulai pemeriksaan terhadap perusahaan aplikasi konferensi video yakkni Zoom Video Communications Inc. karena masalah privasi dan keamanan data.
Adapun, Zoom mendapatkan gugatan atau petisi dari sejumlah pihak di India, salah satunya Harsh Chugh, seorang pengajar yang berbasis di Delhi.
Pengacara Chugh yakni Wajeeh Shafiq mengatakan tiga majelis hakim dari Mahkamah Agung telah mengeluarkan pemberitahuan kepada pemerintah dan Zoom Video untuk meminta tanggapan tertulis mereka, terkait pemerksaan tersebut.
Adapun perintah pengadilan itu menambah masalah bagi perusahaan yang berkantor pusat di California tersebut. Pasalnya, seiring dengan peningkatan pengguna, keluhan masalah privasi dan keamanan dalam penggunaan Zioom mulai bermunculan.
Bahkan, CEO Tesla yakni Elon Musk, Departemen Pendidikan Kota New York, dan Pemerintah Taiwan telah melarang penggunaan Zoom terhadap karyawan atau penduduknya.
Sebelumya, pada April 2020 lalu, Kepala Eksekutif Zoom Eric S. Yuan meminta maaf atas kesalahan tersebut melalui sebuah postingan.
"Kami menyadari bahwa kami telah gagal mengenai privasi dan privasi komunitas, dan kami sendiri," katanya seperti dikutip lewat Bloomberg, Minggu (25/6/2020).
Pengadilan akan kembali mendengarkan petisi Chugh selama empat pekan ke depan nanti. Chugh sedang mencari studi rinci oleh pemerintah tentang risiko keamanan dan larangan penggunaan Zoom Video hingga undang-undang tentang perlindungan data pribadi.
Sementara itu, pengadilan sedang mengadakan sidang melalui konferensi video karena India sedang melakukan karantina akibat pandemi Covid-19.
Seorang juru bicara mengatakan Zoom memperhatikan privasi, keamanan, dan kepercayaan pengguna. Perusahaan telah membuat kemajuan signifikan dalam meningkatkan komitmennya terhadap keamanan dan privasi sejak mengumumkan rencana 90 hari pada 1 April 2020.