Uber Pangkas 3.000 Pekerjaan, Tutup Puluhan Kantor

Renat Sofie Andriani
Selasa, 19 Mei 2020 | 11:17 WIB
CE Uber Dara Khosrowshahi tengah mengendarai salah satu mobil berbasis aplikasi Uber./Reuters-Lena Masri
CE Uber Dara Khosrowshahi tengah mengendarai salah satu mobil berbasis aplikasi Uber./Reuters-Lena Masri
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Keganasan pandemi virus corona (Covid-19) kembali memaksa Uber Technologies memangkas ribuan pekerjaan dan menutup puluhan kantornya.

Melalui pernyataan pada Senin (18/5/2020), perusahaan penyedia layanan transportasi ini memangkas 3.000 pekerjaan lebih lanjut, sebagai bagian dari serangkaian langkah dramatis yang dimaksudkan untuk menopang bisnis yang telah terdampak pandemi virus corona.

Putaran terbaru pengurangan ini dilakukan setelah pemecatan 3.700 karyawan divisi customer support dan sumber daya manusia pada awal bulan ini. Kurang lebih, langkah pengurangan tersebut mewakili sekitar 25 persen dari total tenaga kerja yang dimiliki perusahaan.

Pemangkasan ini adalah bagian dari menurunnya ambisi sebuah perusahaan yang pernah bertekad akan menjadi yang terdepan dalam revolusi mobil swakemudi dan memopulerkan mobil terbang.

Dalam surat elektronik yang dilayangkan pada Senin kepada para staf, CEO Dara Khosrowshahi mengatakan Uber akan menghentikan kerja pada beberapa proyek sampingannya seiring dengan upaya perusahaan untuk mereorientasi diri di dua bisnis intinya, yakni transportasi dan pengiriman makanan.

“Unit-unit yang lebih spekulatif, termasuk Uber Incubator, divisi kecerdasan buatan AI Labs dan layanan pekerjaan yang disebut Uber Works, akan ditutup,” tulis Khosrowshahi, seperti dikutip Bloomberg.

Uber juga akan menutup atau menggabungkan 45 dari sekian ratus kantor yang beroperasi secara global.

“Kita harus menjadikan diri kita sebagai perusahaan mandiri yang tidak lagi bergantung pada modal baru atau investor untuk terus tumbuh, berkembang dan berinovasi,” tambah Khosrowshahi. Ia menampik pemikiran bahwa langkah itu dilakukan untuk menenangkan investor.

Menyusul kabar tersebut, saham Uber naik hanya 3 persen pada perdagangan Senin (18/5) di New York setelah sempat menguat 9 persen.

Sejak pandemi Covid-19 dimulai, Uber telah memfokuskan upayanya pada beberapa wilayah dan bisnis utama. Perusahaan menutup sebagian operasi pengiriman makanan dan secara permanen menutup 40 persen pos pengemudinya.

Salah satu kantor perusahaan yang akan ditutup adalah di Singapura, di mana Uber telah menjual bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab pada tahun 2018.

Kendati melakukan upaya untuk memangkas biaya, Uber dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Grubhub Inc. Langkah ini akan membuat Uber menjadi pemain dominan dalam pasar pengiriman makanan di AS.

Kepada karyawannya pada Senin, Khosrowshahi mengatakan bahwa meskipun Uber masih boncos untuk pengiriman makanan, layanan ini adalah "peluang pertumbuhan besar berikutnya".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Hafiyyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper