Bisnis.com, JAKARTA - Xiaomi Corporation berada pada peringkat 384 dalam daftar Forbes Global 2020 atau naik 42 peringkat dari tahun 2019.
Seperti diketahui, Majalah Forbes menyusun peringkat “Forbes Global 2000” secara berkala tiap tahun. Daftar ini dianggap sebagai salah satu peringkat perusahaan paling berpengaruh dan dijadikan acuan di dunia karena didasarkan pada peringkat terintegrasi atas pendapatan, laba, aset, dan kapitalisasi pasar.
Menurut daftar tersebut, perusahaan teknologi asal China itu membukukan pendapatan sebesar US$29,8 miliar atau setara Rp 447 triliun, laba US$1,5 miliar atau setara Rp 22,5 triliun, aset sebesar US$26,4 miliar atau setara Rp396 triliun Rupiah, dan kapitalisasi pasar sebesar US$31,5 miliar atau setara Rp472,5 triliun.
Pada tahun 2019, Xiaomi Corporation membukukan pendapatan melampaui 200 miliar renminbi untuk pertama kalinya, tepatnya RMB205,8 miliar atau setara Rp432,8 triliun, naik 17,7 persen year-on-year. Kenaikan tersebut menggambarkan tingkat pertumbuhan tahun majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) selama sembilan tahun sebesar 112 persen.
Pencapaian laba bersih setelah disesuaikan berhasil melampaui ekspektasi pasar dengan angka Rp11,5 miliar atau setara Rp24,2 triliun atau naik 34,8 persen (YoY).
Pendiri dan CEO Xiaomi Lei Jun mengatakan suatu kehormatan ketika Xiaomi tahun lalu masuk ke dalam daftar Global 2000 untuk pertama kalinya. Pengakuan dari pasar menjadi motivasi untuk mendorong bisnis kami ke tingkat berikutnya.
"Selama satu tahun terakhir, kami membuat penyesuaian terhadap brand, portofolio produk, struktur organisasi dan sistem manajemen. Selama masa transisi 4G hingga 5G, kami mencapai tingkat inventaris yang sehat. Kami mempercepat ekspansi internasional kami dengan hampir setengah dari pendapatan kami yang sekarang berasal dari luar China, menjadikan Xiaomi sebagai perusahaan yang benar-benar global," katanya dalam keterangan resmi yang diterima oleh Bisnis pada Jumat (15/5/2020).
Meskipun industri teknologi menghadapi tantangan berat, Xiaomi masih menunjukkan pertumbuhan meskipun pasar sedang turun. Lei Jun menyebut pihaknya akan melanjutkan fokus pada strategi ‘5G + AIoT’ dan meningkatkan investasi untuk memungkinkan semua orang di seluruh dunia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi yang inovatif.
Menurut laporan terbaru dari sejumlah lembaga penelitian, pengiriman smartphone Xiaomi mencatat pertumbuhan pada kuartal pertama (Q1) 2020 meski pasar mengalami penurunan.
Menurut Canalys, pengiriman ponsel pintar di seluruh dunia mengalami penurunan 13 persen YoY menjadi 272 juta unit, tetapi Xiaomi masih mencatat pertumbuhan sembilan persen pada periode itu, mengungguli produsen ponsel pintar besar lainnya.
Peringkat pangsa pasar naik menjadi 11,1 persen, secara konsisten bertengger di peringkat empat besar global. Sementara menurut IDC, pengiriman smartphone di seluruh dunia turun 11,7 persen YoY menjadi 276 juta unit, tapi pengiriman smartphone Xiaomi masih meningkat 6,1 persen dengan pangsa pasar 10,7 persen.
Pada 2019, pendapatan dari luar China mencapai RMB91,2 miliar atau setara dengan Rp191,9 terhitung 44,3 persen dari total pendapatan perusahaan. Hingga tanggal 31 Desember 2019, produk Xiaomi telah dijual lebih dari 90 negara dan wilayah.
Lei Jun juga mengungkapkan bahwa Xiaomi akan meluncurkan setidaknya 10 ponsel pintar yang didukung teknologi 5G seperti dijadwalkan pada tahun ini, dan meningkatkan pengeluaran riset dan pengembangannya menjadi RMB10 miliar atau setara Rp20,9 triliun Rupiah.
Dalam lima tahun mendatang, investasi terhadap 5G + AIoT akan meningkat dari RMB10 miliar renminbi menjadi lebih RMB50 miliar atau setara Rp104,8 triliun Rupiah, untuk memastikan dominasi pada bidang gaya hidup yang pintar.
"Sembari berekspansi ke pasar premium, Grup akan tetap pada misinya yaitu menyediakan produk yang luar biasa dengan harga yang sebenarnya," tutupnya.