Bisnis.com, JAKARTA - Beredar informasi di twitter bahwa data 91 juta pelanggan Tokopedia, telah dijual melalui Darknet.
Data 91 juta pelanggan ini dihargai senilai US$5.000. Bila menggunakan nilai tukar rupiah Rp15.000 per dolar, maka data tersebut dihargai senilai Rp75 juta.
Tokopedia menyebutkan pengguna aktif marketplace tersebut kini telah mencapai 90 juta per bulan. Angka itu tercapai di saat Tokopedia memasuki usia 10 tahun pada Agustus 2019.
Sebelumnya, Vice President (VP) of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengungkapkan pada usia yang ke-10 tahun jumlah produk yang terdaftar di Tokopedia meningkat 30 persen. Sebelumnya tercatat 150 juta produk meningkat menjadi 200 juta per Agustus 2019.
Selain itu, sampai saat ini Tokopedia telah memiliki 33 produk digital yang bisa dimanfaatkan penggunanya untuk membeli pulsa, token listrik, bayar air, pajak, donasi, zakat dan masih banyak lainnya.
UPDATE: same actor is now selling the full database with allegedly 91,000,000 records for $5,000 on the Darknet.
— Under the Breach ? (@underthebreach) May 2, 2020
This is really bad, make sure you change your passwords for other services in case you are re-using passwords. pic.twitter.com/bGOnAhmQ7e
Akun @underthebreach juga menyebutkan telah ada pihak yang berusaha untuk meretar 15 juta data pelanggan Tokopedia. Data yang diretar berupa email, nama hingga kata sandi.
Kini warganet beramai-ramai mengganti kata sandi dan saling mengingatkan untuk tidak memberikan OTP kepada siapapun. Netizen juga saling mengingatkan agar menghapus nomor rekening tercatat dan nomor kartu yang melekat di Tokopedia. Bahkan ada juga yang menyarankan untuk berhenti mengsingkronkan Tokopedia dengan dompet OVO.
Actor leaked the database of Tokopedia - a large Indonesian technology company specializing in e-commerce.
— Under the Breach ? (@underthebreach) May 2, 2020
(@tokopedia)
- Hack occurred in March 2020 and affects 15,000,000 users though the hacker said there are many more.
- Database contains emails, password hashes, names pic.twitter.com/CZTYImj6jA
Menanggapi hal tersebut, kini platfom belanja online, Tokopedia mengaku sedang melakukan investigasi perihal dugaan peretasan yang membuat bocornya data 15 juta pengguna e-commerce tersebut.
“Saat ini, kami terus melakukan investigasi dan belum ada informasi lebih lanjut yang dapat kami sampaikan,” kata VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Sabtu (2/5/2020).
Sebelumnya dikabarkan Tokopedia mengalami masalah keamanan yang membuat data-data pribadi sedikitnya 15 juta pengguna bocor dan ditawarkan di forum-forum online. Data-data yang diretas diduga tanpa informasi salt sehingga memudahkan peretas untuk menebak kata kunci.