Bisnis.com, JAKARTA - Dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap industri computer personal (PC) global dirasakan hingga ke Tanah Air.
Analyst International Data Corporation (IDC) Indonesia Stallone Hanggewa mengatakan industri PC di Indonesia mengalami penurunan dari segi angka pengapalan, baik untuk segmen konsumer maupun komersial pada kuartal I/2020 lalu.
"Karena banyak pabrik PC yang tidak beroperasi sehingga menyebabkan berkurangnya pasokan," ujar Stallone kepada Bisnis, Rabu (15/4/2020).
Namun, IDC Indonesia belum bisa memberikan informasi detil terkait dengan angka penurunan yang dialami di dalam negeri.
Menurut Stallone, penurunan permintaan akibat perubahan perilaku konsumen menjadi masalah utama bagi industri PC lokal. Pasalnya, banyak konsumen yang menunda pembelian barang-barang yang dinilai tidak esensial.
Di sisi pelaku industri, penurunan yang terjadi karena berkurangnya kemampuan produksi hingga melemahnya permintaan PC membuat salah satu produsen, yakni Asus, harus menyusun ulang strategi bisnis baik untuk segmen konsumer maupun komersial.
Head of Public Relations and e-Marketing Asus Muhammad Firman mengatakan strategi yang dijalankan oleh perusahaan saat ini adalah fokus dengan menghadirkan laptop dan desktop untuk segmen konsumer.
"Saat ini, PC segmen commercial di perusahaan merupakan yang terbanyak terkena dampak. Sementara untuk segmen konsumer, meskipun menurun cukup besar, tetapi masih terdapat permintaan dan perusahaan cukup kuat di segmen tersebut," kata Firman.
Dia melanjutkan, setelah wabah corona sudah selesai perusahaan memperkirakan diperlukan waktu 1 hingga 2 kuartal sampai kondisi pasar bisa kembali normal.
Adapun menurut laporan International Data Corporation (IDC), jumlah pengapalan produk computer personalsecara global turun 9,8 persen secara tahunan pada kuartal I/2020.
Kondisi itu terjadi mewabahnya virus corona (Covid-19). Adapun, produk-produk PC yang terhambat pengapalannya, antara lain desktop, notebook, dan workstation.
IDC melaporkan, meskipun kapasitas produksi PC pada Januari 2020 setara dengan periode yang sama tahun lalu, tetapi perpanjangan penutupan pabrik yang terjadi pada Februari 2020 serta melambatnya proses manufaktur karena kesulitan logistik hingga akhir kuartal I/2020 mengurangi jumlah suplai produk PC.
Di Asia Pasifik, pengiriman PC tradisional mencatat penurunan sebanyak dua digit pada kuartal I/2020. Penutupan pabrik di Chiina karena wabah Covid-19 mengakibatkan gangguan di seluruh wilayah.
Dengan adanya lonjakan jangka pendek untuk permintaan PC karena keharusan bekerja dan belajar daring dari rumah, IDC memperkirakan dampak negatif yang signifikan dalam hal permintaan akan berlanjut pada beberapa bulan atau bahkan kuartal ke depan.