Bisnis.com, JAKARTA – Pengiriman produk komputer pribadi (PC) seperti desktop, notebook dan workstation, secara global turun 9,8 persen pada kuartal I/2020 secara tahunan akibat wabah corona.
Berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC) pengiriman komputer PC secara global sepanjang Januari-Maret 2020 mencapai 53,2 juta atau turun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 59,03 juta.
“Penurunan ini disebabkan karena berkurangnya pasokan akibat mewabahnya virus corona di China, yang merupakan pemasok komputer PC terbesar di dunia,” seperti dikutip dari laporan IDC, Selasa (14/4/2020).
Baca Juga Dari Perseteruan Menjadi Aliansi |
---|
Laporan IDC mengatakan, pada awalnya produksi dan pengapalan PC pada Januari 2020 relatif normal. Namun, adanya penutupan pabrik mulai Februari akibat wabah corona, membuat proses produksi dan pengiriman produk tersebut terkendala.
Di sisi lain, para produsen PC di China juga masih kesulitan mengakses logistik pengiriman barang. Selain itu, para produsen juga masih kesulitan untuk memproduksi lantaran kekurangan tenaga kerja.
Adapun, sepanjang kuartal I/2020 permintaan akan komputer PC relatif mengalami kenaikan. Hal itu desibabkan oleh meningkatnya kebutuhan konsumen untuk menunjang kegiatan bekerja dari rumah, yang banyak diterapkan di beberapa negara.
“Namun kenaikan permintaan PC global di tengah pandemi corona ini bisa saja berlangsung singkat. Sebab, terdapat kemungkinan konsumen menahan pengeluarannya untuk mengantisipasi memburuknya perekonomian global akibar wabah corona,” ujar Jitesh Ubrani, peneliti di IDC.
Di sisi lain, dalam riset Gartner Inc, pengiriman komputer pribadi global mengalami penurunan terbesar sejak 2013 pada kuartal I/2020. Lembaga tersebut juga menyebutkan bahwa wabah corona menjadi penyebab terbesar penurunan pengapalan PC secara global.
Gartner Inc melaporkan sepanjang Januari-Februari 2020, pengiriman PC secara global mencapai 51,6 juta atau turun 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,
"Volume produksi PC turun pada Februari karena adanya wabah corona. Di sisi lain, ada tantangan dari sisi logistik secara global setelah mewabahnya virus tersebut," ujar Mikako Kitagawa, Direktur Penelitian Gartner, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/4/2020).