Tangani Wabah Corona, BPPT Manfaatkan Teknologi Kecerdasan Buatan

Rahmad Fauzan
Kamis, 26 Maret 2020 | 21:56 WIB
GEDUNG BPPT Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG BPPT Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan memperkuat aspek lokal dalam penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Salah satunya dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan, langkah tersebut dilakukan dengan menjalankan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19).

Adapun, lanjutnya, TFRIC19 berfokus pada lima rencana aksi cepat, dengan berbagai target produk akhir.

Pertama, pengembangan Non-PCR Diagnostic Test Covid-19 dalam bentuk dip stick dan micro-chip. Kedua, pengembangan PCR Diagnostic Test yang sesuai dengan mutasi terbaru COVID-19.

Ketiga, aplikasi teknologi informasi dan artificial intelligence (AI) untuk mendukung diagnosa Covid-19,

Keempat, analisis dan penyusunan data whole genome Covid-19 origin orang Indonesia yang terinfeksi. Kelima, memperkuat penyiapan sarana dan prasarana deteksi, penyediaan logistik kesehatan dan ekosistem inovasi dalam menangani pandemik Covid-19.

TFRIC19 melibatkan pendanaan dari berbagai pemangku kepentingan, antara lain melalui East Ventures, dan asosiasi seperti Indonesia AI Society, IA-ITB, Kagama, IABIE, IATI, KADIN serta masyarakat luas dalam penggalangan dana.

Penggalangan dana ini diperlukan untuk kebutuhan meningkatkan produksi dan melengkapi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang bersumber dari Kementerian Ristek/BRIN, Litbangkes, BPPT, Eijkman, dan lainnya.

TFRIC19 saat ini telah melakukan akselerasi dalam pengembangan alat rapid diagnostic test (RDT)  untuk mendeteksi Covid-19, dan memperkuat laboratorium uji dalam kapasitas melakukan analisis gold standard PCR berbasiskan data kondisi virus Indonesia saat ini.

Kegiatan TFRIC19 ini juga akan dilengkapi dengan whole genome sequencing untuk keperluan pembuatan vaksin, deteksi dan epidemiologi virus corona di Indonesia.

Selain itu, beredarnya beberapa produk alat pendeteksi virus corona dari luar negeri yang akan digunakan untuk melakukan percepatan screening pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP) merupakan salah satu subtansi yang menjadi perhatian serius TFRIC19. 

Hamamm menambahkan, selain perlunya technology clearing untuk memastikan bahwa produk-produk tersebut memenuhi persyaratan teknis dan sesuai dengan kondisi wabah di Indonesia, beredarnya produk buatan luar negerti tersebut menjadi tantangan bagi peneliti dan perekayasa dalam negeri untuk segera bisa menghasilkan produk pendeteksi virus corona buatan lokal.

Alat pendeteksi virus corona buatan luar negeri, tambahnya, perlu dipastikan kesesuaiannya dengan kondisi wabah di Indonesia).

Terkait dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk penanganan Covid-19, akan dilakukan TFRIC19 melalui sub-tim artificial intelligence. 

"Riset dan inovasi penanggulangan Covid-19 dengan mengembangkan sistem deteksi dini dan sistem pendukung pengambilan keputusan memanfaatkan teknologi yang dibangun dengan AI. Berdasarkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien yang positif dan negatif Covid-19, akan dibangun model AI yang selanjutnya dapat digunakan untuk membantu deteksi dini pasien," ujar Hammam, dalam keterangan resmi, Kamis (26/3/2020).

Secara khusus, tim ini akan mendayagunakan AI dengan model machine learning dan teknik terbaru deep learning untuk membangun model deteksinya dengan validasi dari radiolog dan dokter yang terkait.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper