Implementasi IoT Bisa Dorong PDB Nasional Tumbuh Hingga 1.000 Persen

Rahmad Fauzan
Selasa, 10 Maret 2020 | 21:43 WIB
Ketua Umum Asosiasi IoT (Internet of Things) Teguh Prasetya (kiri) berbincang dengan Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET), Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Janu Suryanto/Bisnis-Abdullah Azzam
Ketua Umum Asosiasi IoT (Internet of Things) Teguh Prasetya (kiri) berbincang dengan Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET), Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Janu Suryanto/Bisnis-Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Implementasi teknologi internet of things (IoT) disebut-sebut dapat mendongkrak produk nasional bruto (PDB) Indonesia hingga 1.000 persen.

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan jika tingkat implementasi IoT di Indonesia sebesar 10 persen di Indonesia, maka hal itu diperkirakan dapat mendorong peningkatan PDB nasional hingga 400 persen. Fenomena tersebut, ujarnya, sudah terjadi di Malaysia.

"Begitu naik 10 persen lagi, maka GDP nasional bisa naik 1000 persen, seperti halnya yang terjadi di Amerika Serikat. Saat ini, implementasi IoT di Indonesia baru 0,35 persen," ujar Teguh di acara Indonesia 5G Ecosystems Conference 2020 di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Menurut Teguh, terdapat 3 hal yang menjadi pendorong utama pengimplementasian IoT di Indonesia.

Pertama, efisiensi operasional melalui substitusi perangkat lama dengan perangkat IoT, Kedua, meningkatkan produktivitas. Ketiga edukasi.

Selain itu, kolaborasi menjadi faktor pendorong pengimplementasian IoT secara masif di Indonesia. Pemerintah, lanjut Teguh, perlu diposisikan tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi juga konsumen. Begitu pula dengan akademisi, tidak hanya sebagai peneliti, tetapi juga pengguna.

Menurut McKinsey & Company implementasi IoT di beberapa sektor, seperti manufaktur, ritel, agri, transportasi, pertambangan, dan telekomunikasi bisa menghasilkan Rp1.700 triliun pada 2025.

Pada 2018, impelementasi IoT di Indonesia masih didominasi 2 sektor, untuk industri di manufaktur, sedangkan ritel di perangkat rumah. Implementasi kemudian diikuti oleh sektor gaya hidup, mobilitas, dan kesehatan.

Pada 2022, potensi pengimplementasian IoT di Indonesia mencapai Rp444 triliun atau sekitar US$35 miliar dengan perincian 13 persen dari perangkat, 9 persen jaringan, 35 persen platform, dan 43 persen aplikasi. Pada tahun yang sama, diprediksi akan ada 400 juta sensor IoT di Indonesia.

Namun demikian, hal yang masih menjadi tantangan nyata terhadap upaya mendorong pengimplementasian IoT di Indonesia adalah tingkat spending yang masih terbilang rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper