Bisnis.com, JAKARTA - Investree, salah satu perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending asal Indonesia, tahun ini akan memperkuat tonggak bisnisnya di Thailand dan Filipina.
Co Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan perusahaan yang tahun lalu berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp4,46 triliun itu tidak akan menambah wilayah ekspansi tahun ini untuk menjaga fokus pengembangan bisnis di kedua negara.
"Tahun ini, kami tidak menambah target ekpansi. Selain Indonesia, Investree fokus di Thailand dan Filipina," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (3/3/2020).
Sebagai strategi, jelas Adrian, Investree menjalin kerja sama dengan mitra lokal di masing-masing negara dengan membentuk joint venture. Pada akhir Januari 2020, Investree menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan holding publik yang mengawali bisnisnya di sektor pembiayaan kendaraan di Filipina, Group Filinvest.
Adapun, kedua pihak meresmikan kolaborasi tersebut dengan tujuan memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Filipina.
Namun demikian, ekspansi yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari tantangan. Adapun, hal yang dikatakan menjadi tantangan utama adalah melakukan penyesuaian dengan regulasi negara setempat.
Terkait dengan hal tersebut, Adrian mengatakan Investree selalu berkoordinasi dengan bank sentral dan otoritas jasa keuangan di negara setempat, yang mana mitra lokal perusahaan dengan nilai pinjaman tersalurkan Rp3,33 triliun serta rata-rata tingkat pengembalian (return) 16,1 persen p.a. dan TKB90: 99 persen tersebut harus memiliki hubungan dengan kedua pihak dan merupakan grup yang dimiliki oleh lembaga perbankan.