26 GHz, Jalan Tengah untuk 5G dan Satelit HTS

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 30 November 2019 | 12:07 WIB
Parabola Satelit/Bloomberg
Parabola Satelit/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penetapan 26 GHz sebagai frekuensi tambahan untuk 5G, menjadi titik tengah bagi teknologi 5G dan industri satelit

Sejumlah Satelit khusus internet atau High throughput satellites (HTS) di dunia beroperasi dengan menggunakan 28 GHz, frekuensi yang sebelumnya dikabarkan untuk dipakai untuk 5G.

Pemanfaatan frekuensi tersebut secara bersama berisiko interferensi, atau terjadinya tabrakan antar-dua frekuensi yang membuat pemanfaatan frekuensi kurang optimal. 

Lantas, jika 5G menggunakan 26 GHz yang notabenenya berada lebih rendah dari frekuensi satelit HTS di 28 GHz, apakah peluang interferensi tetap ada?

Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan bahwa pita frekuensi 26 GHz aman digunakan untuk 5G, jarak antara frekeunsi tersebut dengan frekeunsi satelit internet cepat atau High Throughput Satellite (HTS) cukup jauh sehingga peluang untuk tabrakan frekuensi atau interferensi kecil.

Dia juga meyakini bahwa dengan menggunakan 26 GHz maka ekosistem akan lebih cepat terbangun sebab beberapa operator telah uji coba 5G  di frekuensi 28 GHz, yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan frekuensi tambahan.

“Tidak ada masalah, HTS kan dirancangnya 28 GHz, itu jauh berarti aman. Bagi vendor gawai juga tidak terlalu sulit untuk mengubah setting dari 28 GHz ke 26 GHz karena itu lebih rendah,” kata Ian kepada Bisnis beberapa waktu lalu. 

Hanya saja, sambungnya, tantangan frekuensi tinggi saat ini adalah cakupan yang kecil dan ketahanan terhadap cuaca seperti hujan dan badai.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, saat ini negara yang menggunakan frekuensi millimeterwave di rentang pita frekuensi 26,5 GH – 28 GHz antara lain Hong Kong dengan  26,5 GHz – 27,5 GHz, Jepang dengan 27,5 GHz – 28,5 GHz dan 29 GHz – 29,5 GHz dan Korea Selatan 27,5 GHz -28,5 GHz. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper