Bisnis.com, BADUNG – Next Indonesian Unicorns (NextICorn) berusaha mendorong tumbuh unikorn baru melalui acara Nexticorn International summit 20019 yangn diselenggarakan di Bali.
Gelaran yang dihelat di Jimbaran Hub, Bali, pada 14 -15 November 2019 ini mempertemukan 103 perusahaan rintisan berbasis teknologi yang telah dikurasi kualitasnya, dengan 169 investor ternama berskala global dari berbagai penjuru dunia.
Ketua Dewan Pembina NextICorn Rudiantara mengatakan bahwa saat ini NextICorn telah menjadi yayasan independen, bersama dengan para pendiri dari berbagai perusahaan berskala global yang tergabung di dalamnya.
Baca Juga Fintek Jadi Primadona di Nexticorn 2019 |
---|
Dia mengatakan yayasan ini memiliki visi untuk menjadi motor penggerak inisiatif – inisiatif uang dapat memajukan sektor ekonomi baru di Indonesia, termasuk mendorong terciptanya unikorn baru.Hingga saat ini Indonesia memiliki 5 unikorn yaitu, OVO, Traveloka, Bukalapak, Tokopedia, dan Go-jek.
“Harapannya, melalui pertemuan pada summit ini dapat memicu terciptanya tiga unicorn baru di tahun depan. Sehingga dapat mendorong Indonesia untuk menjadi The New Economy Global Hub,” kata Rudiantara di Bali, Kamis (14/11/2019).
Selain berharap jumlah unikorn bertambah pada tahun depan, Ketua Yayasan NextICorn, Daniel Tumiwa mengatakan melalui acara yang diselenggarakan hari ini juga merealisasikan minimal 1.500 pertemuan dari 4.800 permintaan yang sudah tercatat antara 103 startup dan 169 investor selama 2 hari ke depan.
Dia mengatakan dengan banyaknya jumlah pertemuan yang terjalin, harapannya akan lebih meningkatkan kemungkinan terjadinya kesepakatan antara investor dengan perusahaan rintisan.
Dari jumlah permintaan pertemuan yang telah tercatat, Daniel mengatakan tahun ini terdapat banyak peningkatan permintaan dari investor untuk startup dengan kategori industri kesehatan, agrikultur dan juga edukasi.
Daniel memprediksi ke depannya bahwa industri healthtech, agritech, edutech, logistik, fintech dan esports akan menjadi fokus utama incaran investor yang mau berinvestasi di sektor startup Indonesia.
Daniel menegaskan bahwa ajang ini bukan bertujuan untuk menciptakan lebih banyak startup lagi, namun untuk membantu perusahaan rintisan yang model bisnis dan strukturnya sudah kokoh, untuk naik kelas ke tingkatan selanjutnya.
“Untuk itu kami merumuskan standar yang komprehensif dalam mengkurasi startup ini. Jika dilihat dari pendanaannya, dari 103 perusahaan rintisan yang hadir kali ini, sekitar 20% sebelumnya sudah pernah mendapat pendanaan kurang dari US$ 1 juta. Sedangkan, 55% telah memperoleh pendanaan US$ 1 juta-US$ 5 juta, dan 25% di atas US$ 5 juta,” ujar Daniel.
Berdasarkan laporan terbaru dari Google dan Temasek, Indonesia kini merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan new economy yang paling pesat dalam lima tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara. Pada 2019, ekonomi digital Indonesia sendiri telah mencapai US$ 40 miliar, atau tumbuh lima kali lipat dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai US$ 8 miliar.
Dengan pertumbuhan rata – rata sebesar 49% per tahun, Indonesia bahkan diyakini dapat menembus US$ 130 miliar pada 2025.