Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com menjadi marketplace Indonesia pertama yang mendaftarkan mitra bisnis segmen usaha kecil dan menengahnya (UKM) di fitur Google Bisnisku sebagai upaya perusahaan mengoptimalkan adopsi teknologi.
Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan sampai dengan saat ini sekitar 95.000 Warung Mitra Bukalapak telah terdaftar di Google Bisnisku. Dengan demikian, warung-warung mitra tersebut dapat muncul di halaman pencarian, seperti Google dan Penelusuran Google.
“Program ini tidak hanya memudahkan pengguna internet semakin mengetahui keberadaan lokasi warung tradisional yang dapat meningkatkan volume transaksi bisnis, tetapi juga secara langsung memperkenalkan kepada para pemilik warung betapa pentingnya teknologi agar tetap bisa bersaing di pasar yang semakin kompetitif," ujar Fajrin di Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Fajrin memperkirakan jumlah mitra Bukalapak yang terdaftar di Google Bisnisku akan terus bertambah di mana dalam waktu dekat perusahaan unikorn yang didirikan pada Januari 2010 tersebut menargetkan jumlah mitra yang terdaftar mencapai 2,5 juta mitra.
Selain itu, kerja sama antara Bukalapak dan Google bertujuan menjembatani ekosistem UKM dengan pertumbuhan ekonomi yang terdorong oleh Revolusi Industri yang berlangsung. Pasalnya, lanjut, Fajrin, pelaku usaha UKM merupakan salah satu segmen masyarakat yang belum sepenuhnya menikmati pertumbuhan ekonomi di era digital.
Melansir data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sampai dengan Februari 2019 dari total 58.9 juta pelaku usaha kecil di Indonesia tercatat baru sekitar 16,33% atau 9.61 juta pelaku UMKM yang sudah mengadopsi teknologi dalam praktik bisnisnya.
Padahal, dari segi potensi ekonomi, penelitian Google-Temasek menunjukkan ekonomi digital Indonesia berhasil menyentuh US$100 miliar pada 2019 dan diperkirakan akan meningkat hingga US$300 miliar dalam 6 tahun ke depan.
Dia menambahkan sampai dengan saat ini baru 16% atau sekitar 10 juta pelaku usaha UKM yang mengadopsi teknologi digital. Adapun, lebih dari 50 juta pelaku usaha UKM belum tersentuh teknologi digital.
Menurut Fajrin, transaksi daring di pasar ritel Tanah Air saat ini baru sekitar 5%. Adapun, sisanya terjadi di ranah luring. Lebih jauh dia menjelaskan sebanyak 70% transaksi di sektor luring terjadi di warung-warung tradisional.
"Jadi, kita masih punya banyak pekerjaan rumah. Itulah mengapa kita berusaha menemukan cara agar teknologi bisa membantu pelapak di online dan juga offline. That's the reason mengapa kita mengembangkan mitra bukalapak sejak 2 tahun yang lalu," imbuhnya.
Saat ini, Bukalapak memiliki 2,5 juta mitra UKM yang tersebar di seluruh indonesia, termasuk di salah satu daerah di Timika, Papua.
Selain itu, guna mengakselerasi pengadopsian teknologi di segmen UKM, Bukalapak menjalin kemitraan dengan Bank Indonesia dalam penerapan teknologi QRIS. Ribuan mitra bukalapak dilaporkan telah mengadopsi teknologi tersebut.
Ketua Google My Business Partnerships untuk Asia Pacific Marcel In’t Veen mengatakan kerja sama antara kedua perusahaan berupaya mempermudah akses pengguna Google saat mencari kebutuhan sehari-hari, di mana keberadaan para pelaku UMKM sangat sering dicari pada halaman pencarian lokal.
Veen mengatakan secara global terdapat 100 miliar pencarian di Google Search dalam satu bulan dan terdapat 50 ribu pencarian terhadap pelaku usaha lokal di setiap detiknya.
"Melalui kerjasama ini, kami juga berkesempatan mengedukasi para pemilik warung Mitra Bukalapak akan manfaat kehadiran bisnis di mesin pencarian," ujarnya.