BISNIS PERANGKAT IOT: Indosat Bidik Agrobisnis, XL Incar Kelautan

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 3 September 2019 | 11:57 WIB
SAP dan Internet of Things (IoT)/Istimewa
SAP dan Internet of Things (IoT)/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. dan PT Indosat Tbk. terus mengembangkan bisnis internet untuk segala (internet of things/IoT) dengan mengincar segmen pasar yang berbeda.

Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan perseroan baru saja memperkenalkan pemanfaatan aplikasi Laut Nusantara versi III bagi nelayan Indonesia.

Dibandingkan dengan versi sebelumnya, aplikasi terbaru ini memiliki tambahan fitur yaitu teknologi yang semakin memudahkan nelayan dalam mencari ikan, mengetahui arah lokasi yang efektif, data tangkapan ikan, fitur bantuan untuk percakapan, dan SOS.

Ayu mengatakan dalam mengahadirkan solusi IoT ini perseroan bekerja sama dengan Balai Riset & Observasi Laut, Kementerian Kelautan & Perikanan.

Kerja sama dilakukan sejak 2018. Diketahui hingga saat ini terdapat 15.000 nelayan yang aktif menggunakan solusi IoT berbentuk aplikasi.    

 “Aplikasi ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur layanan lainnya seperti petunjuk arah, pola perjalanan nelayan dan lain sebagainya,” kata Ayu kepada Bisnis.com, belum lama ini. 

Tidak hanya itu, Ayu menambahkan aplikasi IoT ini juga berguna sebagai alat pelacak kapal sehingga memudahkan perusahaan pemilik kapal untuk mengetahui keberadaan kapal mereka.

Sementar itu, PT Indosat Tbk. memilih pasar yang berbeda. Indosat tengah mengembangkan solusi IoT untuk industri pertanian atau e-agrikultura.

Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Intan Abdams Katoppo mengatakan perangkat IoT yang diberikan oleh Indosat membantu petani atau perusahaan yang bergerak di bidang pertanian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tani mereka.

Dia mengatakan salah satu solusi yang ditawarkan alat sensor pemantau kelembapan udara. Alat ini berguna untuk mengatasi kebakaran lahan di pertanian atau perkebunan akibat kondisi lahan yang kering.

Alat sensor bekerja memberikan sinyal ke pusat jika ditemukan kondisi lahan pertanian atau perkebunan yang kelembapannya kurang atau berpotensi kebakaran, sehingga nantinya sistem pengairan akan memberikan air di kubik lahan yang terdeteksi mengalami kekurangan air.

Dengan cara tersebut maka diharapkan dapat mengurangi risiko kebakaran lahan pertanian dan meningkatkan produktifitas.  

“Jika ini diterapkan banyak hal yang dapat dilakukan, salah satunya saya pikir meningkatkan produktivitas,” kata Intan.

Supriyadi, VP ICT Value Proposition Indosat Ooredoo menambahkan cakupan alat sensor ini sekitar 250 meter, sehingga untuk satu petak cukup dipasang satu alat sensor.

Adapun dalam penerapan sistem ini, kata Supriyadi, kemungkinkan masih menggunakan metode hybrid koneksi. Sensor menggunakan koneksi dari Lora, kemudian dari sensor ke BTS menggunakan gelombang mikro maupun satelit.  

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper