Riset CSIS: Grab Bawa Keuntungan Rp46,14 Triliun bagi Konsumen Jabodetabek

Deandra Syarizka
Selasa, 23 Juli 2019 | 12:24 WIB
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Teknologi platform ride hailing Grab Indonesia disebut berkontribusi sekitar Rp46,14 triliun dalam surplus konsumen di wilayah Jabodetabek pada 2018.

Rinciannya, surplus konsumen yang diperoleh konsumen GrabBike mencapai Rp5,73 triliun, sedangkan GrabCar berkontribusi sebesar Rp40,41 triliun. 

Hal tersebut terungkap dalam riset yang dilakukan oleh Centre for International and Strategic Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics dalam rentang 727 Mei 2018 dan 2 Juli12 Agustus 2018 yang terdiri dari dataset mahadata 215 juta observasi GrabBike dan 642 juta observasi Grabcar. Data ini tidak termasuk sesi yang mempengaruhi guncangan eksternal seperti Ramadan dan akuisisi Uber oleh Grab. 

Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal menjelaskan, surplus konsumen adalah manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa dengan harga yang lebih rendah dari jumlah maksimal kesediaan membayar.

Misalnya, kesediaan membayar seorang konsumen untuk ongkos transportasi ke bandara adalah Rp200.000. Jika harga yang ditawarkan Grab ke bandara Rp150.000, maka orang tersebut memperoleh surplus konsumen sebesar Rp50.000.

"Ini merupakan salah satu studi awal mengenai consumer welfare dengan menggunakan data Grab. Ada 1,5 miliar data point yang kami coba analisa, menjadi pengalaman tersendiri di dunia penelitian," paparnya, Selasa (23/7/2019).

Dia mengklaim studi surplus konsumen Grab isebagai penelitian ekonomi digital pertama di Asia Tenggara yang menggunakan mahadata untuk menghitung surplus konsumen.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah peneliti harus menyingkap kesediaan konsumen dalam membayar agar dapat mengetaui harga tertinggi yang bersedia konsumen bayarkan. 

Lebih lanjut dia menjelaskan, surplus konsumen yang dikontribusikan oleh Grav memungkinkan pelanggan menghemat ongkos transportasi mereka, dan menggunakannya untuk membeli barang atau jasa lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya. 

Temuan surplus konsumen ini juga konsisten dengan hasil survei CSIS-Tenggara Strategics terhadap 500 konsumen di Jakarta, Bandung,  Surabaya, Makassar dan Medan pada November-Desember 2018.

Survei tersebut menemukan fajta bahwa walaupun 72% konsumen memiliki kendaraan pribadi roda dua dan 28% memiliki kendaraan pribadi roda empat, mereka lebih memillih GrabBike dan GrabCar karena beberapa alasan, di antaranya harga yang lebih terjangkau serta pelayanan yang aman dan nyaman. 

Selain itu, tersedianya pilihan moda transportasi dengan harga yang lebih terjangkau memberikan konsumen kesempatan  untuk berhemat, khususnya bagi 41,2% konsumen yang memiliki tanggungan. 

“Penerima manfaat terbesar dari ekonomi digital adalah dunia usaha, terutama UMKM, dan konsumen. Formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya optimal," tutup Yose. 

 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper